Home Ekonomi Pemerintah Usul Modalkan Industri untuk Konservasi Energi

Pemerintah Usul Modalkan Industri untuk Konservasi Energi

Jakarta, Gatra.com - Direktur Konservasi Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM), Hariyanto mengatakan pemerintah sedang mencanangkan usulan pemberian modal untuk industri yang berkeinginan menerapkan konservasi energi.

Penerapan konservasi industri di dunia industri menurutnya bisa dimulai dengan melakukan efisiensi penggunaan alat di ruangan. Industri terangnya bisa mengganti peralatan yang tidak hemat energi menjadi hemat energi.

Kesadaran tersebut menurutnya harus dimulai dari lingkungan industri. Hariyanto tak menampik pergantian alat ramah lingkungan dan hemat energi akan menelan biaya cukup besar.

"Nah kita coba komunikasikan dengan pihak SDG (SDG Indonesia One), PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) agar bisa membiayai program efisiensi melalui skemanya PT SMI," kata Hariyanto saat ditemui di Gedung Ditjen EBTKE, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).

Selain itu Hariyanto menjelaskan pihaknya juga berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan nasional terutama untuk program efisiensi "1st MOVER".

"Kami men-setting ini dengan OJK dan perbankan, bagaimana agar mereka itu bisa menyediakan dana untuk membiayai proyek-proyek tersebut," tuturnya.

Skema yang diterapkan adalah perusahaan melakukan efisiensi dengan melakukan pembelian barang hemat energi dengan persetujuan investor. Setelah itu, perusahaan dapat menawarkan pendanaan tersebut dengan menunjukkan indkator penghematan yang bisa dihasilkan setelah penggunaan barang baru.

"Misalnya dengan ganti mesin AC, ada selisih 300 juta per bulan. Ini yang dijadikan untuk pembayaran pinjaman tersebut, istilahnya saving project payment. Si pemberi bantuan ini (memberi) berdasarkan energy service contract perform," jelas Hariyanto.

Dirinya meyakini langkah penghematan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan membangun sistem atau pembangkit baru.

"Menghemat 1 kWh itu jauh lebih mudah daripada membangkitkan 1 kWh. Ini yang menjadi concern agar masyarakat sadar bahwa penghematan energi itu dilakukan tak hanya dengan membangun, membangun, membangun, tapi menghemat apa yang kita pakai," ucapnya.

Dengan langkah tersebut, Hariyanto menyebut potensi penghematan bisa dilakukan hingga 10-30%. Angka tersebut bisa bertambah jika sektor sektor rumah tangga dan transportasi juga melakukan efisiensi.

530