Pekanbaru, Gatra.com - Politisi Partai Gerindra Riau, Taufik Arrahman, berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau meninjau ulang upaya relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru. Taufik menyebut memindahkan Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) lebih rasional dibanding pemindahan Bandara SSK.
"Ini kan menyangkut aset negara seperti pesawat tempur yang dekat jaraknya dengan perkotaan, belum lagi gudang - gudang amunisi yang ada. Sementara pemukiman penduduk makin dekat dengan bandara," urainya kepada Gatra.com di DPRD Riau Rabu (3/7).
Anggota DPRD Riau ini menyebut, jika Pemprov Riau lebih memilih memindakan Bandara SSK, maka keputusan tersebut harus disertai kajian mendalam agar kerugian ekonomis tidak terjadi. Dia kemudian mencontohkan Bandara Kertajati di Jawa Barat dapat menjadi contoh pemindahan bandara sipil yang merugikan.
"Kalau ada dua bandara sipil, orang tentu akan lebih memilih mendarat di Bandara SSK Pekanbaru ketimbang bandara yang jauh dari pusat kota. Jadi lebih rasional memisahkan bandara sipil dengan militer; memindahkan Pangkalan TNI AU, bukan memindahkan Bandara SSK II," katanya.
Relokasi Bandara SSK II kembali menguat seiring terjalinya pembicaraan Gubenur Riau Syamsuar dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu, Syamsuar menyelipkan relokasi Bandara SSK II sebagai persoalan utama perhubungan di Riau di luar pembangunan infrastruktur kereta api dan Pelabuhan Roro Dumai-Melaka.
Saat ini Bandara SSK berbagi landasan pacu (runway) dengan dua skuadron tempur Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin. Dua skuadron itu antara lain Skuadron 12 (pesawat tempur Hawk 100/200) dan Skuadron 16 (pesawat tempur F16).