Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja meluncurkan program Penghargaan Subroto, ajang apresiasi untuk pemerintah dan swasta yang fokus melakukan konservasi energi.
Direktur Konservasi Energi EBTKE, Hariyanto menjelaskan lebih lanjut program tahunan yang berlangsung sejak 2012 ini terkait energi yang dihasilkan perusahaan maupun industri. Tahun lalu, peserta yang berpartisipasi sebanyak 112 lembaga, sedangkan tahun ini ditargetkan naik 1,5 kali lipat dibanding sebelumnya. Menurutnya, sebagai upaya melakukan kampanye konservasi energi.
Nantinya, peserta yang terpilih sebagai juara pertama dan kedua akan dikirim untuk mengikuti lomba konservasi energi di tingkat Asia.
"Level Asia sudah banyak yang juara, kalau tidak salah KKP Mina Bahari, Pupuk Kaltim sama Sinarmas,"kata Hariyanto saat ditemui di gedung EBTKE, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).
Jika menang di tingkat Asia, peserta akan dikirim lagi ke tingkat global. Selama ini, lanjut Hariyanyo, perusahaan atau industri yang bisa tembus ke tingkat dunia adalah industri Pupuk Kaltim dan PT PJP Jawa-Bali.
"Pupuk Kaltim itu mengalahkan industri-industri di negara maju," kata Hariyanto.
Lebih lanjut, Hariyanto mengatakan, kapasitas ESDM di penghargaan tersebut untuk memfasilitasi dan memberikan asistensi kepada pihak swasta maupun pemerintah terkait kepenulisan dan pengajuan proposal, sehingga bisa menang ke tingkat global.
Acara ini juga bertujuan sebagai sosialisasi kampanye konservasi energi bagi perusahaan atau industri.
"Karena acara ini kan untuk corporate image. Ini sudah jadi kebutuhan," ucap Hariyanto.
Penghargaan Subroto merupakan upaya ESDM untuk mengaplikasikan kebijakan dalam PP No 7 tahun 2008 tentang insentif dan disinsentif.
"Salah satu insentif itu kita memberikan reward, insentif non fiskal. Jadi kita memberikan reward dalam perlombaan sehingga dikenal," papar Hariyanto.
Adapun gol kompetisi ini adalah tak sekadar menyabet prestise atau penghargaan, namun menjalankan prinsip perusahaan atau industri yang efisien.
"[Karena] kita sudah ketinggalan dengan Singapura dalam hal pembangunan, Thailand dalam hal efisiensi industri," tutup Hariyanto.
Sebagai informasi, ajang penghargaan ini bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Adapun kategori yang dilombakan dalam Penghargaan Subroto antara lain:
1. Kategori bangunan gedung hemat energi, dengan subsektor, gedung baru, gedung retrofitted, gedung tropis, inovasi khusus, dan green building yang terdiri dari gedung kecil, menengah, serta gedung besar.
2. Kategori manajemen energi pada industri dibangunan gedung dengan enam sub kategori, yaitu gedung kecil dan menengah, gedung besar, industri kecil dan menengah, industri besar, inovasi khusus industri, dan inovasi khusus gedung.
3. Kategori penghematan energi di instalasi pemerintah, dengan dua sub kategori yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah.