Home Ekonomi Bulog Siapkan 206 Ribu Ton Jagung, Sebagian Impor

Bulog Siapkan 206 Ribu Ton Jagung, Sebagian Impor

Jakarta, Gatra.com – Badan Usaha Logistik (Bulog) siap menggelontorkan stok jagung bagi para konsumen. Hingga 28 Juni 2019, realisasi pengadaan jagung Bulog sebesar 204.385 ton atau 94% dari total Rancangan Anggaran Kerja Perusahaan (RAKP) sebesar 220.000 ton. Namun, sebanyak 204.385 diantaranya. dipasok dari impor. Adapun serapan dalam negeri hanya 1.805 ton.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengadaan Beras Bulog, Sonya Mamoriska dalam focus group discussion (FGD) yang bertemakan “Strategi Pemanfaatan Jagung untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Protein Hewani, 2019-2024” yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (3/7).

“Data tersebut hanya sampai Januari-Februari 2019. Izin impornya dari 2018, Cuma baru ada yang masuk,” ujarnya.

Kemudian, Ia menjelaskan pola yang diterapkan Bulog dalam mencari pasokan jagung.

“Kami menyerap jagung dalam negeri pada triwulan 1, sedangkan pada semester 2 kami pasok dari luar negeri,” ungkapnya. Sonya mengaku pihaknya mendapatkan penugasan untuk melakukan impor tersebut.

Berdasarkan data United States Department of Agriculture (USDA), neraca jagung di Indonesia masih defisit sebesar 300 ton pada periode 2018/2019. Adapun pada periode 2019/2020 defisit diprediksi 100 ton.

Sonya memprediksi harga jagung akan meningkat pada kuartal kedua tahun 2019. Kenaikan harga tersebut akan berdampak pada kenaikan harga daging dan telur ayam ras. Menteri Pertanian Andi Amrin Sulaiman mengklaim Indonesia telah mengekspor jagung sebesar 380.000 ton pada 2018. 

“Intinya dulu kita impor 3,5 juta, kita sekarang ekspor. Kita sempurnakan capaian luar biasa teman-teman pertanian kerjasama dengan Kadin,” ujarnya.

Wakil Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin, Suharyo Husen berpendapat, ekspor-impor merupakan hal yang wajar.

“Dua-duanya [ekspor dan impor] jalan karena kebijakan pemerintah,” tuturnya.

Kebutuhan pakan ternak salah satu komponen yang menyumbang konsumsi jagung dalam jumlah besar. Suharyo berpandangan para pelaku usaha pakan ternak kerap mengimpor pakan jagung. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh sulitnya alur distribusi di dalam negeri.

“Pemerintah harus bantu transportasi, kapal, segala macam dan dipermurah.” sambungnya.

 

726