Jakarta, Gatra.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Rully Akbar mengungkapkan pertimbangan utama Jokowi untuk menggandeng Partai oposisi ialah harus mempertimbangkan kondisi di legislatif agar pemerintah lebih stabil.
"Pertimbangannya Jokowi mau aman di legislatif atau tidak, Pemerintahan yang baik itu yang punya legislatif yang kuat, kalau kuat di legislatif pemerintahan, Jokowi bisa lebih baik lagi," kata Rully Akbar kepada wartawan di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/7).
Rully tak memungkiri, ketika Jokowi hendak menggandeng oposisi maka pertimbangannya seputar pembagian kekuasaan.
"Tinggal bagaimana agreement dari kedua pihak, apakah Jokowi akan memperluas barisan legislatifnya, dan oposisi mendapat jatah apa segala macam. Sebab ketika mereka masuk akan ada settingan yang berbeda seperti di awal, sebab formasinya sudah cukup padat," ujar Rully.
Rully juga menyebut, pembelahan yang terjadi di level elit dalam pemilu 2019 bisa lebih mudah diakhiri jika ada kepentingan bersama. Hal tersebut bisa selesai dengan adanya pembagian jatah politik.
Selain itu, menjadi pekerjaan rumah bagi partai di kubu oposisi seperti Gerindra, PKS dan PAN, harus meyakinkan konstituen jika ingin masuk ke dalam pemerintahan.
"Tinggal bagaimana Tim Prabowo-Sandi untuk meyakinkan massanya dengan mereka masuk ke pemerintahan akan merubah dari dalam. Bukan hanya sekadar jadi oposisi diluar yang tidak punya kontribusi apa-apa," ujar Rully.