Semarang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah memberikan pelatihan manajemen kepada para santri pondok pesantren.
Pelatihan yang diikuti 60 santri dari sejumlah pondok pesantren (ponpes) itu berlangsung di Balai Pelatihan Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Dinkop dan UMKM) Jateng di Semarang, Selasa (2/7).
Sebelum acara pembukaan pelatihan, para peserta dan tamu undangan yang hadir memberikan ucapan selamat ulang kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen yang hadir pada acara tersebut. Selasa, 2 Juli adalah hari ulang tahun yang ke-36 Taj Yasin.
“Ini kado terbaik untuk saya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya dan akan menjadi pemimpin-pemimpin yang amanah,” kata putra ulama K.H. Maimoen Zubair ini
Dalam sambutan saat membukan pelatihan, Taj Yasin menyatakan, melalui pelatihan berbagai potensi usaha di lingkungan ponpes bisa terangkat dan muncul wirausahawan di kalangan santri.
Ponpes yang tersebar di Jateng memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan menjadi usaha yang prospektif, semisal batik, pertanian, peternakan, makanan ringan, serta UMKM.
Kendalannya, menurut Taj Yasin, sebagian besar santri belum paham tentang manajemen usaha, keuangan, serta pemasaran produk pada era digital. “Setelah mengikut pelatihan, para santri dapat mengembangkan usaha di ponpes melalui manajemen usaha, keuangan, hingga pemasaran produk agar dikenal masyarakat luas,” katanya.
Menurut Taj Yasin, era industri 4.0 membawa peluang sekaligus tantangan bagi pelaku UMKM, termasuk yang ada di lingkungan ponpes. “Para santri harus mampu mengembangkan berbagai potensi yang ada, sehingga kesejahteraan santri dan pondok pesantren menjadi meningkat,” katanya.
Kepala Dinkop dan UMKM Jateng, Ema Rahmawati, menyatakan, pelatihan manajemen diikuti 60 santri dari 22 ponpes di Jateng. Para santri akan mendapatkan pelatihan tentang manajemen dan pengembangan UMKM hingga Sabtu (6/7).
“Kami sebelumnya telah melatih pengelola koperasi dan toko-toko ritel di lingkungan pondok pesantren supaya bisa lebih maju,” ujar Ema.