Home Gaya Hidup KAR Ungkap Hasil Investigasi Titik Panas di Riau

KAR Ungkap Hasil Investigasi Titik Panas di Riau

Jakarta, Gatra.com - Dalam Perpres No. 1 Tahun 2016 diatur mengenai restorasi gambut secara tepat dan masif. Namun kebakaran hutan dan lahan masih menjadi penghambat dan ancaman serius bagi pelaksanaan komitmen iklim serta indikator untuk mengukur pelaksanaan restorasi gambut.

Kelompok Advokasi Riau (KAR) melakukan investigasi di lapangan pada Januari-Maret 2019 dan menunjukkan bahwa terdapat 737 titik panas (hotspot) di Riau. Diantara 737 hotspot tersebut, sebanyak 96% berada di wilayah prioritas restorasi gambut.

"Seluas 5.406 hektare area terbakar di wilayah konsesi. Hal tersebut sungguh mengkhawatirkan karena merujuk pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut menyumbang 30-80% dari total emisi pada 2015,” ujar Rahmaidi Azani, GIS Specialist dari KAR dalam Diskusi Media'Karhutla di Momentum Politik Saat Ini dan Pasca Tahun 2020 di Creative Hub #TemenanLagi Yayasan Madani Berkelanjutan, Jakarta, Selasa (2/7).

Rahmaidi mengatakan secara historis, ada konsensi-konsensi yang mengalami kebakaran setiap tahunnya setidaknya sejak 2015. Ia menuturkan di lokasi titik panas, tidak ditemukan adanya upaya untuk melakukan restorasi sebagaimana yang dimandatkan dalam Pepres No. 1 Tahun 2016.

"Kajian dilakukan dengan melakukan analisis hotspot di Provinsi Riau dengan tingkat kepercayaan tinggi (e 80%) dan investigasi lapangan untuk menelisik kebakaran hutan dan lahan yang terjadi dalam periode Januari-Maret 2019," katanya.

Hasil identifikasi perkiraan luas area terbakar adalah PT. Rimba Rokan Lestari (Pulau Bengkalis) dengan luas 956 ha; PT. Sumatera Riang Lestari (Rokan Hilir) seluas 845 ha; PT. Sumatera Riang Lestari (Pulau Rupat) seluas 286 ha; PT. Sumatera Riang Lestari (Pulau Rangsang) dengan luas 845 ha. Selanjutnya, ada PT. Perkasa Baru (Pulau Rangsang) seluas 862 ha; PT. Sumber Sawit Sejahtera (Pelalawan) dengan luas 522 ha; PT. Surya Dumai Agrindo (Rokan Hilir dan Dumai) seluas 657 ha; serta PT. Tani Subur Makmur (Indragiri Hulu) dengan luas 433 ha

606