Tokyo, Gatra.com - Dalam penantian lebih dari 30 tahun, pemburu paus minke di Jepang kembali melakukan perburuan pertamanya pada Senin (1/7). Ini adalah perburuan komersial perdana setelah Jepang menghentikan perburuan sejak 1988 setelah Komisi Internasional Penangkapan Paus (IWC) menyatakan pelarangan terhadap pembunuhan mamalia raksasa itu.
Lima kapal dilaporkan telah meninggalkan pelabuhan Kushiro pada Senin pagi waktu setempat dan membawa kembali dua paus minke. Terlihat crane mengangkat mereka dan perlahan-lahan menempatkan ikan itu di belakang truk untuk dibawa ke pabrik tepi laut. Pekerja merayakan perburuan tersebut dan mengucapkan terima kasih atas keberhasilan tangkapan pertama.
Mengutip dari Kantor Berita Associated Press, dua kota besar perburuan paus minke terletak di Kota Shimonoseki, wilayah barat daya Jepang dan Kota Kushiro di utara Jepang. Para nelayan merayakan awal yang baru, berharap semua kru dapat kembali dengan selamat membawa hasil tangkapan.
"Kami berharap perburuan paus komersial akan berjalan dengan semestinya, berkontribusi terhadap kemakmuran [masyarakat] lokal dan meneruskan budaya paus Jepang yang kaya kepada generasi berikutnya," kata Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yasutoshi Nishimura di Tokyo.
Badan Perikanan Jepang mengatakan perburuan akan tetap berada dalam zona ekonomi eksklusif di negara tersebut. Adapun kuota tangkapan tahun ini adalah 227 paus, lebih sedikit dari 637 paus yang diburu Jepang di Antartika dan Pasifik barat laut dalam program penelitian baru-baru ini.
Pengumuman kuota yang semula direncanakan untuk akhir Juni, ditunda Senin sebagai langkah untuk menghindari kritik selama KTT G20 di Osaka akhir pekan lalu.
Untuk diketahui, daging paus adalah sumber protein yang terjangkau selama musim paceklik setelah Perang Dunia II, dengan konsumsi tahunan mencapai puncaknya pada 1962 sebanyak 223.000 ton. Pasokan daging ikan paus turun menjadi 6.000 ton pada1986-- tahun sebelum moratorium penangkapan ikan paus komersial diberlakukan oleh IWC.
Perburuan paus untuk proyek penelitian kerap dikritik sebagai kedok untuk perburuan komersial paus. Meningkatnya kecaman dan protes dunia internasional menyebabkan Jepang harus menghentikan perburuannya dan konsumsi daging ikan paus terus merosot.
Hideki Moronuki, seorang pejabat Badan Perikanan dan Ketua Negosiator di IWC Jepang mengatakan perburuan paus komersial Jepang tidak akan pernah membahayakan populasi paus karena pihaknya akan menerapkan aturan yang ketat.
"Jepang akan tetap mempertahankan kuota tangkapan dengan ketat dan akan terus melakukan penelitian," ungkapnya.