Banjarnegara, Gatra.com – Rumah penginapan atau homestay di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah habis dipesan sebulan menjelang Dieng Culture Festival (DCF) 2019.
Ketua Paguyuban Pengelola Homestay Dieng Kulon, Fortuna Dyah Setyowati, mengatakan, 150 homestay yang ada di desa itu sudah habis dipesan. Lantaran kehabisan, banyak calon pengunjung DCF 2019 yang akhirnya memesan ke rumah-rumah penduduk yang berubah fungsi jadi rumah penginapan dadakan.
Dia memperkirakan, di Dieng Kulon saja kini ada sekitar 250 rumah yang disewakan. Ditambah dengan desa-desa lainnya, jumlah homestay berkisar 500 rumah. “Tidak bisa menampung seluruh pengunjung yang begitu banyak,” katanya, Selasa (2/7).
Saat ini, kamar sewaan yang disediakan penduduk pun kini sudah penuh. Akhirnya, pemesan beralih ke desa lainnya, misalnya Dukuh, Banteng dan Kepakisan yang jaraknya lebih jauh dari tempat acara DCF 2019 yang dipusatkan di kompleks Candi Arjuna, Dieng.
“Itu sudah full booking, kalau untuk homestay ya.Kalau sekarang itu hampir tiap rumah itu sudah terisi. Jadi, kalau ada yang tanya-tanya penginapan, kayaknya sudah tidak kebagian ya. Kalau pun ada, mereka mencari yang di pelosok-pelosok, daerah atas-atas,” katanya.
Dyah mengemukakan, pada DCF kali ini, paguyuban pengelola homestay menyepakati untuk menaikkan harga sewa kamar resmi sebesar 50 persen. Namun, kenaikan harga ini juga tergantung kepada jumlah tamu yang menginap.
Standarnya, tiap kamar hanya untuk menginap tiga orang. Namun, terkadang ada yang satu kamar diisi oleh lebih dari empat orang.
Menurut dia, jumlah penghuni kamar akan berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan pemilik homestay. Misalnya, sarapan pagi, kopi dan air bersih. Sebab itu, ia menilai kenaikan itu masih wajar. “Karena kan tergantung jumlah pengunjungnya juga. Ada yang satu rumah diisi sampai 15 orang,” katanya.