Hong Kong, Gatra.com - Ketenangan yang tegang menyelimuti Hong Kong pada Selasa pagi (2/7), beberapa jam setelah polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan pemrotes yang telah menyerbu gedung Dewan Legislatif dalam suasana kacau. Mereka selama ini memprotes rancangan undang-undang ekstradisi dalam tantangan langsung terhadap Beijing.
Sejumlah puing, termasuk payung, topi keras, dan botol air adalah sedikit tanda yang ditinggalkan oleh kerusuhan tersebut. Kerusuhan diketahui melanda beberapa bagian kota yang dikuasai Cina itu pada Senin malam, setelah pemrotes menyebut dan mengacak-acak gedung Dewan Legislatif.
Polisi membersihkan jalan di dekat pusat finansial tersebut, dan melicinkan jalan buat kegiatan usaha agar kembali normal. Sebelumnya, pemrotes memecahkan komputer dan menyemprot tembok dengan cat untuk menuliskan "anti-ekstradisi" dan mencerca polisi serta pemerintah di tempat gedung berlokasi. Hari ini, kantor pemerintah di bekas koloni Inggris itu ditutup.
Baca Juga: Aplikasi Online Kuatkan Protes Tanpa Pemimpin di Hong Kong
Dilansir dari Reuters, jutaan orang telah turun ke jalan dalam beberapa pekan belakangan ini untuk memprotes rancangan undang-undang ekstradisi – yang sekarang dibekukan – yang akan mengizinkan orang dikirim ke Cina Daratan untuk menghadapi pengadilan yang dikuasai oleh Partai Komunis.
Pemimpin Hong Kong, yang menghadapi tekanan, Carrie Lam, membekukan RUU tersebut pada 15 Juni. Lam mengatakan ia telah mendengarkan rakyat "dengan jelas dan terang", tapi ia tidak memenuhi tuntutan pemrotes untuk menghapuskannya.
Lam mengadakan taklimat pada pukul 04.00 waktu setempat (07.00 WIB) untuk mengutuk apa yang merupakan protes paling rusuh yang mengguncang kota itu selama beberapa dasawarsa, seperti dilaporkan Antara.