Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Umum II Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Albert Mungguar mengatakan, negara tidak adil dalam memperlakukan Papua khususnya West Papua. Ia menyampaikan bahwa Indonesia ketakutan apabila kehilangan sumber daya baik dari alam maupun perusahaan yang berlokasi di Papua.
"Negara tidak adil dalam memperlakukan West Papua karena Indonesia takut apabila West Papua dimerdekakan maka akan kehilangan sumber daya alam dari Papua," ujarnya di depan Gedung Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Jakarta, Senin (1/7) dalam aksi peringatan 1 Juli sebagai Proklamasi West Papua.
Lanjutnya, pihaknya juga menuntut pemerintah Indonesia untuk menutup PT Freeport dan perusahaan asing lainnya di Papua. Selain itu juga melakukan penghentian terhadap perampasan tanah adat yang digunakan oleh korporasi sebagai proyek pangan dan perkebunan kelapa sawit.
"Hentikan perampasan tanah adat di Merauke dan tempat lainnya yang digunakan sebagai lahan proyek pangan dan kelapa sawit. Kami (warga Papua) tidak hidup dari kelapa sawit, tapi dari sagu," katanya.
Untuk hari ini, Albert mengatakan aksi hanya akan berlangsung di depan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda. Namun pada 6 Juli mendatang, pihaknya akan menggelar aksi serupa di depan Istana Negara.
"Tanggal 6 Juli mendatang, kami akan melakukan aksi di depan Istana Negara sebagai peringatan Biak Berdarah. Di mana pada 1958, terjadi penembakan besar-besaran di Biak oleh militer Indonesia serta menuntut TNI-Polri untuk keluar dari Nduga," tuturnya.