Tanjung Jabung Barat, Gatra.com - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tanjung Jabung Barat akhirnya menindak tegas pada pedagang yang masih berjualan di pinggir jalan nasional. Bersama Satpol PP, Diskoperindag melakukan penertiban dan penggusuran. Beberapa lapak pedagang yang masih berjualan dibongkar dan diangkut paksa.
Kepala Diskoperindag Tanjung Jabung Barat, Syafriwan mengatakan penertiban yang dilakukannya ini adalah hasil kesepakatan bersama. Pembongkaran ini merupakan tahapan akhir, setelah sebelumnya terus dilakukan sosialisasi dan imbauan.
"Kita sudah lakukan semua tahapan, hari ini kita tertibkan dengan cara membongkar lapak," ujarnya Senin (1/7).
Syafriwan menyebutkan, pihaknya tidak akan melakukan tindakan paksa andaikan para pedagang mau pindah dan tidak berjualan di tepi jalan. Karena di dalam pasar telah ada lapak untuk para pedagang berjualan.
Di lokasi penertiban, beberapa pedagang masih ada yang melakukan penolakan. Mereka meminta dan menahan lapak mereka agar tidak diangkut Satpol PP. Namun petugas tetap membongkar dan mengangkut lapak-lapak tersebut.
"Silakan melakukan penolakan. Kita tetap jalan sesuai aturan kalau mereka tidak mau pindah kita bantu pindah terserah mau ke pasar atau ke rumah," ujarnya.
Sejumlah pedagang ketika ditertibkan, ada yang mengaku tidak memiliki lapak di pasar Parit I. Sehingga mereka bersikukuh tetap bertahan. Menurut Syafriwan, mereka yang tidak memiliki lapak ini merupakan pedagang baru. Karena pedagang yang lama, semuanya sudah didata dan memiliki lapak.
"Semua yang kita data sebelumnya sudah dapat lapak, yang baru-baru kini belum dapat, harusnya mereka ke kantor biar didata ulang," kata Syafriwan.
Sementara itu, salah satu pedagang, Sanah, merasa penertiban ini memberatkan pedagang. Ia menyebut apabila berjualan di dalam pasar membuat pedagang merugi. Untungnya tidak sebesar saat mereka berjualan di luar.
"Di dalam kami jualan modal Rp2 juta per hari cuma dapat Rp70 ribu," kata pedagang itu.
Ia pun menyebut kalau saja tidak merugi tentu pedagang akan memilih berjualan di dalam pasar. Namun karena selalu merugi, pedagang memilih kembali berjualan di pinggir jalan.
"Kalau tidak bertahan di sini kami mau makan apa," katanya.