Jakarta, Gatra.com - Pimpinan Jamaah Islamiyah (JI), yaitu PW memiliki dan membangun usaha perkebunan kelapa sawit, untuk memperkuat perekonomian dalam membangun negara khilafah di Indonesia.
"Ada perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera dan Kalimantan," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (1/7).
Pihak kepolisian pun saat ini masih mendalami perusahaan tersebut. Bahkan, dari pendapatan perusahaan, PW disebut memberikan gaji kepada para pejabat di dalam organisasinya.
“Masih di dalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini (pejabat) juga digaji, gaji besarannya Rp10-15 juta. Perkebunan sawit itu menghasilkan uang untuk membiayai aksi, juga untuk membiayai organisasi dan juga untuk membiayai gaji daripada pejabat atau orang di dalam struktur Jaringan JI," kata Dedi.
Organisasi yang terstruktur tersebut pun, lanjut Dedi diketahui pernah mengirimkan enam gelombang dari anggotanya ke Syria, untuk menjalani pelatihan militer. Pengiriman tersebut menggunakan dana dari perusahaan kelapa sawit. Namun, untuk berapa orang yang dikirimkan, pihak kepolisian masih mendalami hal tersebut.
"Masih kami dalami," ucapnya.
Selain PW, terdapat 4 teroris lainnya yang dilakukan penangkapan, yaitu MY, BS, A dan BT. MY dan BS ditempat yang sama seperti PW, yaitu ditangkap di hotel Jalan Raya Kranggan, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, pukul 06.12 WIB, pada Sabtu lalu.(29/6).
Ada juga tersangka berinisial A ditangkap di Perumahan Griya Sariah, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Kebalen, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, jam 11.45 WIB, pada Minggu (30/6).
Sedangkan tersangka berinisial BT alias Haedar alias Feni alias Gani diringkus di kawasan Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, pada Minggu (30/6).
Dedi mengatakan kelompok terorisme JI berafiliasi ke Al-Qaeda. Kelompok ini bahkan terus menjalani pelatihan dan komunikasi dengan kelompok lainnya di Afghanistan, Filipina, Thailan, Malaysia dan Thailand.
Organisasi JI pun diketahui, lanjut Dedi saat ibi menjadi momok menakutkan, sebab ancaman bom yang diledakkan menghasilkan daya yang tinggi dengan mengincar orang asing, salah satu contohnya ledakan pada Bom Bali beberapa waktu lalu.