Tanjungpinang, Gatra.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) serentak tingkat dasar hingga menengah di Tanjungpinang ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), resmi dibuka Senin (1/7).
Ribuan calon murid pun memenuhi sekolah-sekolah yang ada di Tanjungpinang. Tapi lantaran minimnya unit komputer dan operator di tiap sekolah, calon wali murid terpaksa mendatangi warung internet (warnet) untuk mendaftarkan anaknya sekolah.
Seperti yang terlihat di Warnet MS di Jalan Pemuda, Tanjungpinang yang sudah dijejali calon orang tua (ortu) murid sejak pukul 08:00 WIB.
Nazril (36) salah satunya. Ia mengaku sengaja datang ke warnet lantaran unit komputer yang disediakan sekolah tak sebanding dengan banyaknya calon siswa yang ingin mendaftar.
"Anak saya mau daftar ke SMPN 4 Tanjungpinang, tapi komputernya cuma ada empat unit. Pasti bakal lama kalau mengantre di sana, makanya datang ke sini," katanya kepada Gatra.com.
Nazril mengaku, meski PPDB dengan sistem online bisa menjamin anaknya masuk ke sekolah tujuan oleh aturan zonasi, namun kenyataannya tak semudah yang ia kira.
"Untuk saya sebagai orang tua yang awam dengan tekhnologi, PPDB online agak membingungkan. Karena harus input data dan lainnya, lalu mencetak hasil pendaftaran online dan datang lagi ke sekolah tujuan. Ribet," keluhnya.
Kepala Sekolah SMPN 4 Tanjungpinang, Muhammad Darmin menerangkan, pada PPDB tahun ini, pihaknya menyediakan tiga unit komputer beserta operatornya. Pendaftaran dibuka sejak pukul 08:00 WIB hingga pukul 14:00 WIB.
"Kami berupaya semaksimal mungkin melayani pendaftaran dari tiap wali murid yang datang. Pendaftaran dibuka hingga Sabtu (6/7) mendatang, jadi diharapkan wali murid yang ingin mendaftarkan anaknya untuk melengkapi berkas-berkas yang diperlukan,"pintanya.
SMPN 4 Tanjungpinang sendiri kata Darmin memiliki kuota peserta didik baru sebanyak 256 murid. Angka tersebut akan dibagi ke dalam delapan rombongan belajar (rombel) yang masing-masing akan diisi oleh 32 murid baru.
"Quota itu sesuai dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud). Tapi jika ada kelebihan jumlah siswa baru, maka akan kami serahkan ke pemerintah untuk membikin solusinya seperti apa," ujarnya.
Reporter: Fathur Rohim