Jakarta, Gayra.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristyanto mengatakan bahwa rekonsiliasi tidak boleh dimaknakan sebagai bagi-bagi kursi di kabinet.
Rekonsiliasi dibutuhkan untuk membangun persaudaraan nasional secara bersama. Sehingga ada perspektif yang lebih luas dalam rekonsiliasi.
"Rekonsiliasi itu sebagai jalan kemanusiaan untuk merangkul seluruh komponen bangsa, agar kita bersama-sama menatap masa depan," ujarnya saat ditemui di Gedung KPU RI, Jakarta, Minggu (30/6).
Menurutnya, Pemilu hanya alat untuk mencari pemimpin. Ia menyebut pasangan Jokowi-Maruf sebagai capres dan cawapres terpilih harus menggandeng seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan.
"Kita bekerja keras demi kemajuan negeri, untuk membangun persaudaraan nasional bersama-sama," jelasnya.
Namun, saat ditanya mengenai ketersediaan kursi bagi Partai Gerindra di kabinet nantinya, Hasto mengisyaratkan sebuah penolakan terkait perolehan kursi yang akan diberikan kepada Partai Gerindra.
"Koalisi yang sehat itu dibangun sebelum Pemilu Presiden," jawabnya singkat.
Ia menyatakan saat ini Koalisi Indonesia Kerja sudah dibubarkan paska ditetapkannya pasangan Jokowi-Maruf sebagai capres dan cawapres terpilih. Saat ini pihaknya akan fokus untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Maruf ke depan.
“Kami bermusyawarah. Tidak ada istilah oposisi di dalam konstitusi kita. Yang ada semangat bekerja untuk membangun kemajuan Indonesia Raya,” ungkapnya
Penetapan Jokowi-Ma'ruf sebagai capres dan cawapres terpilih ini tertera dalam Surat Keputusan (SK) KPU nomor 1185/PL.01.9-Kpt/06/KPU/VI/2019 dan Berita Acara nomor 152/PL.01.9-BA/KPU/VI/2019.