Jakarta, Gatra.com - Kegiatan Akhir Pekan @Museum Nasional yang digagas oleh Museum Nasional Indonesia bekerjasama dengan Dapoerdongeng dan Teater Koma mengundang decak kagum pengunjung. Kegiatan tersebut digelar di pelataran Museum Nasional, Jakarta, Ahad (30/6), mengetengahkan lakon teater “Sambang Jiwa Samber Nyawa” dan lokakarya tari yang bercerita tentang sejarah.
Pentas dongeng “Sambang Jiwa Samber Nyawa” mengambil latar tentang perpecahan antara penerus tahta Mataram yang dimulai dengan geger Perang Cina (1740-1745) yang belum usai. Campur tangan VOC membuat kesatria Jawa saling bertikai. Dikisahkan Kanjeng Gusti Mangkunegara-- yang bergabung dengan pemberontak Cina saat usianya masih 14 tahun-- dikepung tiga kelompok dari segala penjuru.
Syahdan, sang Gusti konon sulit ditaklukkan. Ia mewarisi ilmu kuno warisan leluhur yang memadukan seni tari, ilmu perang dan olah kebatinan. Kesaktian itu yang kemudian membuatnya dijuluki kesatria “Samber Nyawa”. Demikian sepenggal cerita yang disajikan Teater Koma yang menampilkan unsur lokalitas Jawa klasik dengan penyajian tersendiri.
Setelah pengunjung menikmati pentas dongeng tersebut mereka diajak mengarungi peran seni tari dan profesi juru tari yang sudah diabadikan dalam prasasti kuno abad ke-9 SM. Lokakarya tari yang dipertunjukkan adalah Tari Beksan Wireng atau Tari Perang warisan Raden Samber Nyawa yang diampu oleh Juru Tari Pura Mangkunegara, Rambat Yulianingsih.
Kegiatan Akhir Pekan @Museum Nasional tersebut diapresiasi oleh banyak pengunjung. Meldiansyah (46 th) merasakan kesan itu setelah ia mengajak istri dan anaknya secara khusus menyaksikan pentas tersebut. “Kegiatan seperti ini tentunya bagus ya untuk membuat museum terasa lebih hidup. Karena biasanya kan kita di museum hanya berjalan, melihat koleksi. Namun, dengan adanya teater seperti ini, ilmu sejarah yang ada di museum dapat disampaikan secara menarik,” ucap pria yang mengaku bekerja sebagai PNS di Jakarta itu.
Kesan positif yang disampaikan pengunjung lain bernama Caesar (19 th). Ia datang bersama pasangannya Nia untuk menghabiskan liburan akhir pekan di Museum Nasional. Caesar mengaku sudah mengetahui adanya gelaran kegiatan tersebut sejak April lalu. Sebagai seorang pecinta museum dan koleksi benda bersejarah, ia langsung memburu kegiatan tersebut seharian.
“Ini kegiatannya bagus sekali, mampu dengan kreatif menyampaikan pesan-pesan sejarah di Indonesia lewat penampilan teater. Ini kan baru ada di Museum Nasional ini kan, jadi harapannya museum lain bisa jugalah kerjasama Dengan tim teater [Koma] dan tim panitianya [Dapoerdongeng] untuk diadakan juga kegiatan teater kaya gini,” ujar pria yang sekarang tercatat sebagai mahasiswa Universitas Atma Jaya tersebut.
Sementara itu, Produser dari Dapoerdongeng, Yudhi Soerjoatmodjo mengatakan kegiatan Akhir Pekan @Museum Nasional mendapat sambutan yang baik dari banyak kalangan masyarakat. Ia melihat antusiasme yang besar dari pengunjung dalam menikmati menonton lakon teater dan pentas tari dalam lokakarya tersebut.
“Antusiame juga sangat positif dari masyarakat. Terakhir kegiatan Akhir Pekan @Museum Nasional ini dikunjungi 700 hingga 1000 peserta di tiap kegiatan. Ini menjadi sangat baik, agar masyarakat makin senang datang ke museum dan bisa mendapatkan pembelajaran dari materi teater dan lokakarya yang ditampilkan di tiap kegiatan,” ujarnya kepada GATRA.com.