Magelang, Gatra.com – Pemerintah Kota Magelang mengadakan “Kirab Budaya Ndalu” sebagai rangkaian acara HUT ke-1.113. Alternatif hiburan bagi warga yang terbilang jarang, menyaksikan atraksi wisata malam hari.
Ribuan orang berkerumun di sepanjang rute kirab, dari Jalan A Yani hingga Jalan Pemuda. Mereka berdesak-desakan di tepi jalan timur alun-alun Kota Magelang yang dijdikan lokasi panggung kehormatan.
Di hadapan para tamu undangan, 34 peserta kirab memamerkan pertunjukan. Beragam tarian, kostum meriah, dan kendaraan hias ditampilkan masing-masing peserta.
Parade Taruna Akademi Militer tampil membuka acara. Kirab budaya itu sekaligus menjadi ajang pamit taruna tingkat IV yang selesai menempuh pendidikan di Akmil.
“Kami harap ilmu yang diterima taruna dapat menjadi bekal mengabdi pada negara dan meniti karier militer. Pangkat di pundak harus diiringi profesionalitas dan menyadari kehadirannya untuk masyarakat,” kata Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, saat menyampaikan sambutan, Sabtu (29/6).
Berikutnya, peserta kirab yang terdiri dari organisasi pelaksana dinas (OPD), paguyuban toko emas, dan siswa-siwa sekolah di Kota Magelang secara bergantian unjuk kebolehan.
Rombongan Dinas Perhubungan menampilkan kendaraan hias berbentuk kereta api untuk mengenang jasa sepur yang pernah melintasi Kota Magelang. Di kawasan Patrobangsan, Kramat, Pasar Rejowinangun, dan Tidar pernah berdiri stasiun yang kemudian mati seiring dengan dihentikannya jalur operasi kereta Yogyarakta-Secang pada 1976.
Layanan kereta yang terakhir melayani rute ini adalah Taruna Ekspres dan Borobudur Ekspres. Taruna Ekspres dimaksudkan sebagai sarana penunjang pesiar taruna Akabri (sekarang Akmil) ke Yogyakarta.
Berikutnya, Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang menampilkan kirab petugas kebersihan. Dengan semangat “pantang pulang sebelum bersih”, petugas kebersihan memiliki peran penting menjaga keindahan kota.
Pada libur Lebaran tahun 2019, petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup mengangkut rata-rata 150 ton sampah setiap hari. Volume sampah meningkat salah satunya karena Kota Magelang dilalui jalur mudik.
Wali Kota Magelang mengatakan, pelaksanaan kirab budaya tertunda agenda pemilu dan Hari Raya Idulfitri. Pelaksanaan kirab pada malam hari juga inisiatif baru yang ternyata mendapat sambutan antusias dari masyarakat.
“Ini potensi yang harus kita tangkap. Kehidupan malam di Magelang yang baik, kita awali dengan kirab budaya ini,” ujar Sigit Widyonindito.
Pukul 21.45. Penunjuk suhu udara di telepon genggam mencatat angka 22 derajat celcius. Pada puncak musim kemarau seperti saat ini, suhu di Kota Magelang pada malam hari bisa anjlok hingga 15 derajat.
Tapi di alun-alun, suasana justru semakin hangat. Lesehan di jalan, anak-anak ikut menari antusias mengikuti “Kirab Budaya Ndalu” Kota Magelang.