Batanghari, Gatra.com - Kehadiran tiga gajah liar makin membuat resah masyarakat Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Jambi. Selain merusak tanaman kelapa sawit, gajah liar juga merusak pondok petani.
Ketua DPRD Kabupaten Batanghari, M. Mahdan mengatakan aksi perusakan kebun kelapa sawit oleh gajah liar kembali terjadi dalam wilayah Kelurahan Simpang Sungai Rengas, Kecamatan Maro Sebo Ulu.
"Sehari sebelumnya merusak kebun kelapa sawit milik saya, hari ini gajah liar merusak pondok Suwito Sembiring, warga Kelurahan Simpang Sungai Rengas," kata Mahdan kepada Gatra.com, Sabtu (29/6) melalui sambungan telepon seluler.
Mahdan meradang karena pihak BKSDA Provinsi Jambi belum turun ke lokasi. Padahal kejadian ini telah dia sampaikan langsung kepada Kepala BKSDA Provinsi Jambi, Rahmad Saleh, Jumat (28/6).
"BKSDA Provinsi Jambi belum datang. Saya hubungi Kepala BKSDA mana anggota yang katanya ada di sekitar lokasi? Dijawabnya (Rahmad Saleh) ada dua orang pak. Mana orangnya kalau ada, saya mau komunikasi," ujar politisi PAN ini.
Baca Juga: Tiga Gajah Liar Diduga Rusak Kebun, Jawaban BKSDA Ngawur
Suwito Sembiring (45) dikonfirmasi Gatra.com melalui sambungan telepon seluler membenarkan kebun kelapa sawit miliknya dirusak gajah liar. Hal ini terbukti dari jejak kaki dan kotoran Gajah liar dalam lokasi kebunnya.
"Iya memang ada gajah liar masuk kebun saya sekira jam 4 subuh. Saya pulang dari kebun kemarin jam 6 sore pondok masih bagus," katanya
Selain merusak pondok kebun, gajah liar juga merusak tanaman kelapa sawit milik Sembiring. Dia terpaksa mengurungkan niat menyemprot kebun setelah melihat pondok rusak akibat gajah liar.
"Rencana mau kerja nyemprot kebun, tapi melihat pondok rusak, saya langsung perbaiki pondok dan pulang.
Kebun kelapa sawit milik Sembiring berada dalam wilayah RT 7 Kelurahan Simpang Sungai Rengas. Dia kemudian meminta pertolongan tetangga memperbaiki pondok.
"Kebun kelapa sawit milik tetangga saya juga dirusak. Sehari sebelumnya kebun kelapa sawit milik Ketua DPRD Batanghari dirusak gajah liar. Pohon nangka dekat pondok saya juga di tumbang gajah," ujarnya.
Sembiring bilang berangkat ke kebun sekira pukul 08.00 WIB. Dirinya sama sekali tidak melihat ada petugas BKSDA Provinsi Jambi datang.
"Kejadian ini pertama seumur hidup baru saya alami. Mau kerja takut, makanya saya langsung pulang. Sebagai petani saya sangat khawatir kerja. Sejak beli kebun tahun 2007, ini pertama kebun saya dirusak gajah," katanya.
Aksi brutal gajah liar mendapat sorotan aktivis Kabupaten Batanghari, Khusaini. Pria akrab disapa Husen ini menilai BKSDA Provinsi Jambi lamban mengatasi konflik gajah liar dan masyarakat.
"BKSDA Provinsi Jambi harus segera mengambil langkah. Karena gajah liar telah merusak kebun kelapa sawit milik masyarakat Desa Kembang Seri Baru dan Kelurahan Simpang Sungai Rengas. Jangan sampai ada korban jiwa menimpa petani," katanya dikonfirmasi Gatra.com melalui sambungan telepon seluler.
Husen berujar gajah merupakan binatang yang dilindungi habitatnya. Dia khawatir apabila BKSDA Provinsi Jambi lamban turun ke lokasi, konflik antara gajah dan petani bakal terjadi.
"Kalau masyarakat atau petani merasa terancam dengan kehadiran gajah liar, tidak menutup kemungkinan akan ada korban, bisa dari petani, bisa juga dari kelompok gajah," ujarnya.