New York, Gatra.com - Perusahaan Apple (AAPL.O) sedang dalam tahap pemindahan pabrik pembuatan komputer desktop Mac Pro terbarunya ke Cina, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal, mengutip informasi orang yang mengetahui ini, pada Jumat (28/6) lalu.
Langkah tersebut diambil karena kebijakan Trump yang mengancam akan mengenakan pungutan baru, untuk menutup semua impor dari Cina. Kebijakan ini juga menekan Apple dan perusahaan lainnya untuk memproduksi barangnya di Amerika Serikat (AS) untuk menghindari tarif.
Apple meminta pemasok utama mereka untuk menilai implikasi biaya pemindahan sebesar 15% hingga 30% dari kapasitas produksi mereka, dari Cina ke Asia Tenggara pekan lalu.
“Jika itu benar, saya rasa Apple memiliki keyakinan yang luar biasa tinggi bahwa AS dan Cina dapat menyelesaikan persengketaan perdagangan mereka dalam waktu dekat,” ujar analis dari D.A. Davidson, Tom Forte dalam sebuah surel.
Cina merupakan kunci pemasaran bagi Apple, sebagai pemasok utama dari produksi barang-barang mereka. Apple mendapatkan hampir 18% dari total pendapatan di Cina pada kuartal bulan Maret lalu.
Produk Apple yaitu Mac Pro, sebuah mesin yang dipakai oleh para pekerja kreatif seharga US$6,000 atau sekitar Rp84 juta mengalami penyusutan permintaan.
Apple tidak mampu mendobrak angka penjualan mereka untuk produk Mac Pro. Komputer dektop tersebut merupakan bagian dari lini produksi Mac, yang total penjualannya tercatat kurang dari 10% pada 2018.
Di tahun tersebut, Apple menjual sekitar 18 juta unit produk Mac, sementara iPhones mencapai angka 218 juta unit.
“Seperti semua produk kami yang lain, Mac Pro terbaru didesain dan dirancang di California. Itu juga termasuk dengan komponen-komponen yang berasal dari beberapa negara termasuk AS,” ujar salah seorang staff Apple.
“Proses perakitan akhir, hanyalah salah satu tahap dari proses produksi,” tambahnya.
Keputusan Apple bertepatan dengan berakhirnya subsidi pajak yang didapatnya, untuk pembuatan komputer desktop di pabrik Texas. Menurut Journal, Pabrik tersebut dijalankan oleh produsen kontrak Flex Ltd.
“Dibandingkan di AS, proses perakitan di Cina dinilai lebih hemat biaya. Hal ini merupakan alternatif karena mampu memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, dibandingkan harus membangun infrastruktur baru di AS,” jelas Forte.
Perusahaan raksasa tersebut telah menetapkan Quanta Computer Inc sebagai kontraktor untuk perakitan komputer mereka, dan produksi akan dilaksanakan di sebuah pabrik daerah Shanghai. Namun Quanta menolak untuk memberikan tanggapan. Sementara saat ini saham milik Apple mengalami penurunan di angka US$198.69.