Mataram, Gatra.com- Pembangunan infrastruktur pascagempa di Lombok tergolong lamban. Komandan Resort Militer (Danrem) 16/ Wira Bhakti Kolonel (Czi), Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, bangunan di empat daerah yakni Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa masih dalam proses perbaikan. Sedangkan di kota Mataram lebih sedikit cepat rekonstruksinya. 

"Dibanding dengan daerah lain, Kota Mataram paling cepat melaksanakan rehabilitasi-rekonstruksi [Rehab-Rekon] sehingga kami optimistis penyelesaian untuk rusak berat bisa tuntas sesuai target pada akhir Juli 2019," katanha di Mataram, Jumat (27/67).

Danrem menambahkan, dalam upaya percepatan pelaksanakan rehab-rekon pascagempa bumi, Satgas Rehab-Rekon telah melakukan beberapa upaya, di antaranya menurunkan fasilitator dengan menggunakan sistem blok.

“Fasilitator ditugaskan ke satu desa yang paling lambat melaksanakan pembangunan rumah tahan gempa. Dengan teknis itu, gerakan pengerjaan rumah para korban gempa bumi, terutama rusak berat, lebih cepat. Kecuali itu akan ada bimbingan teknis kembali kepada para fasilitator serta rekrutmen personel fasilitator," ujarnya.

Menurut Ahmad, guna membantu mengatasi persoalan, pihak TNI telah menurunkan 1.000 personelnya. Sedangkan khusus untuk Kota Mataram sejumlah 100 orang.

Ia membenarkan progres rehab-rekon sebelumnya berjalan lambat karena terkendala agenda lain, seperti pilpres, puasa, dan Idul Fitri 1440 Hijriah. Karena itu, saat ini semua tim harus saling membantu melakukan percepatan rehab-rekon di NTB.

Danrem juga akan mengevaluasi kinerja fasilitator terus. Ia berujar, apabila masyarakat menemukan ada fasilitator yang nakal harus dilaporkan.

"Kita siap memberhentikan fasilitator nakal dan usulkan mengangkat fasilitator dari warga setempat,” ujarnya.