Jakarta, Gatra.com - Universitas Pelita Harapan (UPH) menggelar kuliah umum berbasis 3D Hasil kerjasama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan bidang ilmu kedokteran dan bertema "Otak Manusia" di Cinemaxx, Plaza Semanggi, Jakarta, Jumat (28/6).
Pemaparan materi dari kuliah umum kali ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran UPH Prof Dr Dr dr Eka J. Wahjoepramono Sp.Bs., Ph.D. Materi yang disampaikan sendiri bertajuk 'Eksplorasi Kehebatan Otak Manusia Dan Penyakit Yang Mengancam'. Dalam pemaparan tersebut, Prof. Eka menjelaskan, bagaimana otak mempunyai fungsi penting dalam menjaga kesehatan diri pada manusia. Untuk itu Prof. Eka mengatakan, kita jangan sampai lalai dan terlambat dalam mengatasi terjadinya permasalahan yang ada di otak
"jangan sampai terlambat mengatasi terjadinya permasalahan yang ada di otak. Karena itu sangat penting untuk kita mencegah penyakit contohnya stroke. Untuk itu saya ingatkan pentingnya melakukan pengecekan secara dini ke rumah sakit yang kompeten," Ungkap Prof. Eka.
Selain pemaparan Prof. Eka, yang menarik adalah penggunaan teknologi video 3D yang digunakan untuk menjabarkan materi kuliah. Diakui Prof. Eka, dirinya mendapat pencerahan terkait metode kuliah menggunakan video seperti itu saat dirinya mengisi kuliah tamu di Universitas Cambridge di Inggris. Saat itu dia diminta memberikan pemaparan jarak jauh, yang membuat dirinya berpikir apakah metode teknologi seperti ini bisa diaplikasikan di proses perkuliahan di Indonesia.
"Saya kemudian melihat, loh metode kuliah seperti ini sepertinya cocok untuk mahasiswa yang mungkin ingin merasakan pemanfaatan teknologi dalam kuliah mereka. Untuk itu di kuliah umum ini saya praktekan," Ungkap dirinya saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir mengapresiasi apa yang sudah di lakukan FK UPH dan mendorong universitas lainnya untuk berkolaborasi dan menghasilkan materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Menristekdikti, Mohamad Nasir menilai metode ini kemudian membuka akses ruang tanpa batas dalam menuntut ilmu.
"Saya apresiasi sekali dengan metode ini. Jadi, proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bayangkan jika ini bisa diaplikasikan nantinya, pasti seluruh Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas," Ungkap Nasir.