Guangzhou, Gatra.com - Pemerintah Cina akan meningkatkan hubungan perdagangan dengan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan lokal Indonesia yang banyak diminati oleh masyarakatnya.
Pimpinan Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina yang diwakili Li Xiao Jun menyampaikan, Tiongkok tidak memproduksi manggis, salak, dan durian. Namun masyarakatnya sangat menyukai buah-buahan tersebut.
"Beberapa buah tropis ada yang diproduksi sendiri seperti pisang, buah naga, dan lengkeng namun tidak sepanjang tahun karena merupakan negara 4 musim. Pada saat produksi tidak ada, mereka membutuhkan impor dari negara lain," ujarnya.
Xiao Jun menyampaikan keterangan tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima pada Jumat (28/6). Dia menyampaikan pernyataan tersebut saat bertemu dengan delegasi yang dibawa Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia untuk mengikuti Fruit Expo 2019 di Guangzhou.
Keikutsertaan Indonesia dalam expo tersebut sebagai tindak lanjut dari dorongan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, untuk meningkatkan ekspor buah-buahan.
Dalam event tersebut, Kementan membawa anggota delegasi 8 pelaku usaha dan eksportir sekaligus produsen hortikultura. Sehari menjelang pembukaan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Yasid Taufik, bersama dengan delegasi RI lainnya bertemu dengan pimpinan Departemen Pertanian dan Urusan Pedesaan yang diwakili Li Xiao Jun, Rabu (26/6). Pertemuan berlangsung sekitar 1,5 jam dengan mendiskusikan defisit perdagangan hortikultura.
"Indonesia mengalami defisit perdagangan sekitar Rp17 triliun dan harapannya defisit itu bisa diperkecil dengan hubungan dagang yang lebih baik," ujar Yasid sekaligus memperkenalkan para pelaku usaha asal Tanah Air.
Peluang tersebut bisa didapatkan melalui kerja sama bilateral dengan China. Li Xiao Jun menjelaskan bahwa Tiongkok tidak memproduksi buah-buahan yang telah disebut di atas.
Perlu diketahui, populasi Provinsi Guangzhou saat ini mencapai 120 juta jiwa dengan PDB per kapita 20.000 RMB di atas rata-rata PDB nasional, sehingga merupakan pasar yang sangat potensial. Sejauh ini, buah yang sudah masuk pasar antara lain pisang, salak, manggis, dan lengkeng.
Li Wan Zhi, pejabat yang membidangi perdagangan menyampaikan, berkenan memfasilitasi pertemuan para pelaku usaha dari Indonesia dengan federasi pengusaha pertanian Provinsi Ghuangzhou.
Li Xiao Jun di akhir pertemuan berjanji akan memikirkan cara untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Di antaranya melalui peningkatan hubungan dengan KJRI di Guangzhou dalam rangka identifikasi hal-hal yang bisa dilakukan.
"Tentu saja kerja sama yang dibangun antara federasi pelaku usaha pertanian Tiongkok dengan Indonesia diharapkan adalah kerja sama jangka panjang," kata Xiao Jun.
Sekretaris Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Rossy Verona, menyampaikan, prioritas utama pemerintah Indonesia adalah memperkecil defisit perdagangan. Rossy Verona mengundang pemerintah Provinsi Guangzhou mengunjungi paviliun Indonesia pada Fruit Expo.
"Kami juga mengundang Provinsi Guangzhou untuk datang pada saat Trade Expo Indonesia yang akan berlangsung pada 16-20 Oktober 2019 di Indonesia sambil berkunjung melihat langsung kebun-kebun hortikultura di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa melihat langsung keunggulan hortikultura Indonesia dibandingkan negara Asia lainnya," ujar Rossy.