Surabaya, Gatra.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan menikahkan putri sulungnya, Patimasang Mannagalli alias Ima, di kediamannya Jalan Jemursari VIII/124 Surabaya, Jumat (28/6).
Prosesi pernikahan digelar selama empat hari, mulai Rabu (26/6/2019) lalu. Hari pertama acara khataman dan pengajian. Hari kedua, siraman. Hari ketiga, akad nikah. Semua berlangsung di kediamannya. Hari keempat resepsi di Grand City Convention Hall Surabaya.
Patimasang adalah putri sulung pasangan Indar Parawansa (Alm) dan Khofifah. Ia akan menikah dengan pria pilihannya asal Tangerang, Fadil Wirawan, putra pasangan Priyanto Hadisasono dan Fauziyah Mansyur.
Prosesi siraman diawali dengan permohonan restu dari Patimasang kepada sang ibunda, Khofifah. Kemudian, Khofifah mengambil air bercampur bunga dari gentong dengan gayung menyiramkan ke tubuh sang putri, Ima, yang duduk dengan busana serba hijau motif bunga.
Air dalam gentong itu tergolong istimewa, sebab diambil dari tujuh sumber mata air. Masing-masing dari sumber air di lima makam sunan. Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Maulana Malik Ibrahim, dan Sunan Ampel.
Sisanya diambil di sumur Masjid Muayyad, masjid yang tak jauh rumah Khofifah. “Satu lagi dari air zamzam,” kata Khofifah usai prosesi siraman.
Menurut pembawa acara, tujuh (pitu) artinya pitulungan (pertolongan). Sehingga, air dari banyak tempat itu sebagai simbol permohonan restu dari orang banyak. Karena itu, tidak hanya Khofifah yang menyiramkan air itu ke tubuh Ima.
Sejumlah istri pejabat Forkompinda dan nyai pengasuh pesantren, secara bergiliran juga menyiramkan. Mereka antara lain, istri Kapolda, Pangdam, Kajati, Nyai Faridah Salahuddin Wahid, Nyai Masykur Hasyim, Nyai Masruroh Wahid, Nyai Mutmainnah Hasyim Muzadi, dan Nyai Mahfudah Ali Ubaid.
Selain bernuansa religius, rangkaian prosesi pernikahan juga kental dengan budaya adat istiadat Jawa. Siraman, salah satu upacara pernikahan sesuai adat istiadat Jawa. Menurut Khofifah, penggunaan adat istiadat Jawa merupakan bagian dari melestarikan budaya.
"Saya rasa, ini bagian dari mengenalkan kembali budaya Jawa kepada generasi kita saat ini. Supaya budaya ini terus lestari," ujarnya.
Reporter: Abdul Hady JM
Editor: Bernadetta Febriana