Jakarta, Gatra.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan adanya narkoba jenis baru berbentuk ekstasi namun dengan kandungan zat yang berbeda. Efek ekstasi jenis ini bisa mencapai 11 kali lipat jika dibandingkan dengan yang biasa.
"Coba sekarang dilihat, jenis baru ekstasi itu, itu tiga komponen masuk di sana, itu dampaknya bisa tujuh sampai sebelas kali dari ekstasi biasa, ini yang sangat membahayakan. Coba kalau kita bayangkan orang yang baru pakai, pakai itu langsung masuk rumah sakit," ujar Kepala BNN, Komjen Heru Winarko, dalam acara pemusnahan barang bukti di kantor BNN, Jakarta, Jumat (28/6).
Heru menambahkan, narkoba dengan zat baru ini memilikk keterkaitan dengan kasus yang ada di Bekasi, Jawa Barat (Jabar).
"Ini sebenarnya kami dari BNN juga cukup kaget, yang kami targetkan adalah sabu, ternyata kami temukan jenis yang baru ini, ini ekstasi jenis yang baru, ini bersamaan dengan sindikat sabu ini," ujar Heru.
Baca juga: Bea Cukai Atambua Gagalkan Penyelundupan 4.874 Butir Ekstasi
Sementara itu, Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari, menilai, ekstasi jenis baru ini berbeda dari ektasin yang biasanya ditemukan.
"Nah, yang kita temukan dari penangkapan dan kita musnahkan ini, di samping MDMA ada jenis ekstasi lain yang kita temukan, yaitu terbuat dari PMMA. Nah, itu berbeda dari ekstasi yang biasa," ujarnya.
Arman menambahkan bahwa ekstasi ini mengandung tiga jenis narkoba. Ketiganya adalah katinon, pentilon, dan kanabinoit sintetis. Efek dari zat ini ia nilai sangat berbahaya.
Baca juga: Sepasang Kekasih Dicokok, 1 Kilogram Sabu dan 3.035 Butir Ekstasi Diamankan
"Kalau dulu pernah kita lihat, crocodile, gorilla, nah ini lebih keras lagi. Walaupun sebenarnya hampir sama, kalau yang lalu-lalu itu, seperti tembakau gorilla, hanya terdiri dari satu unsur narkoba yang biasa kita sebut kanabinoit sintetis. Kemudian jenis yang lain ada juga yang hanya pentilon. Itu yang bisa membuat orang seperti zombie, nah ini jenisnya," ujar Arman.
Mengenai tempat produksi, Arman belum bisa menjelaskan. Namun narkoba tersebut disebutnya datang dari Malaysia. "Dan waktu itu, dari Pekanbaru ketika kita control delivery ketangkapnya di Bekasi," tuturnya.
Arman menilai, ini menjadi tantangan bagi BNN. Saat ini, ancaman narkoba sudah tidak lagi hanya berasal dari narkotika klasik seperti ganja, ekstasi, dll.
"Di dunia sekarang ada 800 jenis narkoba. 800 jenis kemana didistribusikan? Ya salah satunya di Indonesia. Itu dibuktikan dengan telah ditemukannya 71 jenis dari 800 tadi," ungkapnya.