Banyumas, Gatra.com – Serangan kawanan monyet terhadap tanaman pertanian di sekitar Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah semakin meluas seturut dengan datangnya musim kemarau ini.
Seorang petani Desa Cikakak, Sulam, mengatakan, tiap tanaman di Desa Cikakak yang berdekatan dengan hutan praktis habis tidak tersisa. Bahkan, tanaman yang jauh dari hutan pun tak luput dari serangan. “Pencegahannya paling diusir, kembali lagi, ya kalah, ya habis tanamannya paling,” katanya.
Dia menuturkan, serangan monyet sudah meluas ke desa-desa sekitar Cikakak, baik yang masuk di Kecamatan Wangon maupun Lumbir. Sebab, kawanan monyet yang sebelumnya hanya ada di sekitar Cikakak membentuk koloni baru di wilayah lainnya.
“Sudah menyeberang ke daerah lain, Canduk, Jurangbahas, Cirahab itu juga sudah masuk. Wilayah utara timur, Sawangan, Windunegara, Wlahar, Jambu, juga masuk,” bebernya.
Kawanan monyet itu menyerang semua jenis tanaman pertanian. Saat mereka menyerang, hampir semua tanaman petani rusak. “Tiap tanaman pertanian, berbagai macam hal, seperti ubi, kacang, kelapa juga tidak berbuah. Apa sajalah bentuk-bentuk tanaman,” kata Sulam, yang juga juru kunci Masjid Saka Tunggal, Cikakak.
Menurutdia, populasi monyet di sekitar hutan kompleks Masjid Saka Tunggal ada sekitar 500 ekor. Namun, ia menyebut ada kawanan lain yang tinggal bukan di sekitar hutan Cikakak.
Karenanya, serangan monyet semakin luas. Terlebih saat ini adalah musim kemarau sehingga bahan makanan di hutan semakin menipis. “Kalau sudah misah itu tidak kembali lagi ke sini. Membentuk koloni baru,” katanya.
Warga sudah berupaya mengusir kawanan monyet dengan berbagai cara. Tetapi, monyet itu tetap kembali menyerang dan merusak tanaman. Bahkan, saking jengkelnya, ia menduga, ada yang sampai tega meracuni kawanan monyet itu. “Beberapa kali ada yang menemukan bangkai monyet di hutan. Mungkin diracun, atau berkelahi,” jelasnya.
Sulam menuturkan, pemerintah telah memberi jatah makanan untuk monyet berupa jagung pipilan. Namun, diperkirakan jumlahnya tak mencukupi sehingga monyet tetap menyerang lahan pertanian warga.