Vienna, Gatra.com - Pemerintah Iran mengancam akan melanggar kesepakatan nuklir yang melibatkan berbagai negara di dunia sebagai pembalasan atas sanksi ekonomi yang diberikan Amerika Serikat (AS).
Negara tersebut akan membuat uranium dengan jumlah melebihi batas maksimal yang ditetapkan.
Pada tahun 2018, AS menjatuhkan sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran sehingga membuat negara itu berada dalam keterpurukan. Negara adidaya itu menghapus berbagai kebijakan yang meringankan Iran dalam melakukan ekspor minyak.
Sementara itu, pejabat Iran yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa terlibatnya Iran dalam kesepakatan nuklir hanya bertujuan untuk meningkatkan penjualan minyak. Sebagai bentuk pemberontakan atas sanksi yang diterimanya saat ini, Iran akan terus melewati batas-batas kesepakatan nuklir.
“Apa permintaan kami? Permintaan kami adalah untuk dapat menjual minyak kami dan mendapatkan uang kembali. Ini sebenarnya adalah keuntungan minimal dari kesepakatan itu,” kata pejabat itu seperti dikutip Reuters, Jumat (28/6).
Hari ini, para pejabat senior Iran berencana akan menemui petinggi Eropa di Wina, Austria untuk membahas lebih lanjut terkait kesepakatan nuklir dan sanksi ekonomi yang tengah dialami Iran.
Belum dapat dipastikan apakah Eropa dapat membantu meringankan sanksi tersebut. Namun, pejabat Iran berharap Eropa dapat membantu perekonomian mereka.
"Kami tidak meminta orang Eropa untuk berinvestasi di Iran, Kami hanya ingin menjual minyak kami," ujar pejabat itu.