Jakarta, Gatra.com - Data dari Pemprov DKI Jakarta pada 2018 menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau di Jakarta baru mencapai 14,9% dari angka ideal. Melihat hal tersebut, Science and Research Coordinator World Resources Institute (WRI) Indonesia, Dean Yulindra Affandi menyatakan masih kurang 15% untuk memenuhi fungsi dan kebutuhan.
"Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, angka ideal untuk ruang terbuka hijau di Jakarta adalah 30%. Fungsinya adalah untuk menyerap polusi, tempat rekreasi, dan penyerapan air," katanya saat ditemui usai konferensi pers dengan tema 'Berkontribusi Untuk Hutan Indonesia Hanya dengan Berlari di GO-JEK Festival, GBK, Kamis (27/6).
Sementara untuk kelayakan dari jenis tanaman yang digunakan dalam memenuhi fungsi dan kebutuhan tadi, Dean menyatakan dirinya harus melihat masing-masing dari pohon yang ditanam di sekitaran ruang terbuka hijau. Namun, berdasarkan penelitian, pohon mangga terbukti mampu menurunkan emisi karbon CO2 terbanyak.
"Berdasarkan penelitian, pohon mangga terbukti mengurangi 445 kg CO2 per tahunnya. Dan apabila pohon mangga ditanam dalam jumlah banyak, maka dapat membantu untuk mengurangi jumlah emisi karbon," katanya
Selanjutnya, tanaman yang mampu mengurangi emisi karbon adalah pohon durian dengan bobot 220 kg CO2/tahun. Terkait dengan anggapan Indonesia masih menjadi paru-paru dunia, Dean berharap itu masih terus terjadi apabila terus dilakukan sustainable development untuk menjaga hutan Indonesia.