Jakarta, Gatra.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melnandatangani kerja sama dengan Korean National Police Agency (KNPA) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengatasi kejahatan siber. Kerja sama ini merupakan upaya Polri untuk meminimalisir kejahatan siber di Indonesia.
Wakapolri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto menjelaskan bahwasanya kerja sama ini dilakukan karena tingkat kejahatan siber semakin meningkat. Korea pun dipilih sebagai partner karena memiliki teknologi penanganan kejahatan di dunia maya yang canggih.
"Nah, salah satu itu yang kita kembangkan cyber security ini, supaya kan dalam beberapa waktu lalu ada serangan-serangan terhadap webnya KPU, terhadap webnya beberapa pemerintahan dalam negeri, termasuk punya kita juga. Kita lihat Korea perkembangan cyber-nya cukup maju dan lebih dulu mungkin saya perhatikan untuk melakukan pengembangan terkait dengan masalah cyber, maka kita perlu kerja sama belajar dengan ITB," katanya di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/6).
Teknologi yang semakin berkembang inilah yang membuat pihak kepolisian semakin waspada akan adanya tindak kejahatan, mulai dari penyebaran hoaks hingga ujaran kebencian di media sosial. Maka dari itu, anggota kepolisian dan ITB pun akan dikirimkan ke Korea untuk mempelajari isu-isu terkait penanganan kejahatan siber.
"Ya memang bisa kita patahkan, bisa kita dapat tapi kita ketahui bersama bahwa perkembangan teknologi sangat pesat, banyak juga masayarakat kita yang coba-coba menerobos baik itu cuma iseng-iseng ataupun punya kepentingan lain, ini kan perlu kita proteksi," ujarnya.
Direktur Umum Biro Siber KNPA, Kim Jae Kyu, menyebutkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah yang tepat bagi Indonesia untuk memperkecil tingkat kejahatan siber.
"Saat ini kita menghadapi zaman global, zaman akses mudah didapatkan, maka kita harus menghadapi kejahatan internasional. Sebab berkembangnya kriminal di ruang siber mengancam kehidupan kita yang nyaman, ini lah tantangan kita. Kerja sama dimulai hari ini berharap KNPA dan Polri dapat berkembang bersama. Walaupun bahasa dan wajah kita berbeda, dengan seragam, inilah kita rekan kerja yang berjalan bersama," ungkapnya.