Jakarta, Gatra.com - Munculnya kabar Calon Tunggal Ketua Umum (Caketum) Komite Nasional Indonesia (KONI) dalam Musyawarah Organisasi Nasional Luar Biasa (Musornaslub) pada 2 Juli mendatang, membuat sejumlah pemilik hak suara (voters) menolak rencana tersebut.
“Ajang pemilihan Ketua KONI Pusat periode 2018-2023, hendaknya terbuka kepada siapa pun. Bagi Calon Ketua Umum(Caketum) yang akan ikut meramaikan ajang ini dan harus mendengarkan aspirasi para anggotanya,”ujar Wakil Ketua Umum KONI Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti. saat dihubungi Gatra.com, Kamis, (27/6).
Menurutnya, jika nantinya Musyawarah Nasional (Munas) hanya diikuti oleh satu calon saja, maka dikhawatirkan menimbulkan calon yang terpilih secara aklamasi bersikap otoriter.
"Maka dari itu fungsi dari Tim Penjaringan dan Penyaringan juga harus bersikap lebih fair. Mereka tugasnya bukan menyeleksi calon, tapi hanya merekomendasikan calon untuk kemudian diserahkan kepada Pleno dalam Munas nanti,”tambahnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta agar penentuan kandidat harus melalui Pleno, bukan oleh Tim Penjaringan dan Penyaringan yang dibentuk KONI Pusat.
“Karena tidak demokratis dan tidak sportif. Sebaiknya minimal dua calon atau lebih agar ramai,”katanya.