Jakarta, Gatra.com - PT Provident Agro Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2018 di The Grove Suites, Kuningan, Jakarta, pada Rabu (26/6).
Dalam RUPS yang dihadiri jajaran komisaris dan direksi, perusahaan yang bergerak di bidang industri kelapa sawit atau agro industri itu mengetengahkan beberapa isu penting dalam perkembangan industri sawit.
Direktur Keuangan Provident Agro, Devin Antonio Ridwan menjelaskan bahwa industri CPO dewasa ini terpukul akibat dinamika ekonomi global. “Dinamika perekonomian global, terutama perang dagang antara AS-Cina mendorong perlambatan ekonomi dan memiliki andil dalam penurunan bisnis sawit,” ungkap Devin dalam penjelasan pers yang dihadiri GATRA.com.
Devin juga menjelaskan bahwa harga rata-rata CPO dunia tahun 2018 turun dari tahun sebelumnya. “Harga CPO dunia turun mencapai US$ 595,5 per metrik ton, turun 17% dibandingkan 2017. Harga rata-rata CPO Provident Agro juga turun menjadi Rp7416 per kg pada tahun 2018,” katanya.
Untuk menekan penurunan pendapatan, strategi lain yang dilakukan yaitu mendivestasikan perusahaaan yang dimiliki oleh PT Provident Agro. Tahun sebelumnya PT Palm diketahui mengajukan buyback di bursa saham namun tahun ini perusahaan belum mengajukan persetujuan buyback.
Meski adanya tantangan di tingkat global, PT Provident Agro tetap optimis menghadapi tahun 2019 dengan menyiapkan strategi alternatif untuk mengatasi kelesuan bisnis CPO di tanah air. Optimisme tersebut disampaikan oleh Presiden Direktur Provident Agro Tbk, Tri Boewono.
“Menghadapi tantangan ini kami mencari peluang untuk mengoptimalkan kompetensi, pengalaman dan sumber daya yang kami miliki. Kami juga berusaha untuk meningkatkan produktivitas kebun yang dikelola,” jelas Tri.