Home Teknologi Perempuan Lebih Sering Kena Cyber Bullying

Perempuan Lebih Sering Kena Cyber Bullying

Jakarta, Gatra.com - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perundungan siber atau cyber-bullying lebih banyak menimpa anak perempuan dibandingkan laki-laki di Irlandia Utara.

Dilansir dari BBC, penelitian oleh Blurred Lives yang didanai oleh Uni Eropa mengkaji bagaimana orang-orang muda usia 14-16 tahun mengalami dan merespons perundungan di dunia maya.

Hasilnya, lebih dari seperempat anak perempuan yang menjadi responden dalam penelitian ini (27%) mengatakan bahwa mereka baru saja mengalami cyber-bullying dibandingkan dengan 17% anak laki-laki.

Selanjutnya, lebih dari satu dari lima anak (22%) dalam penelitian ini mengatakan mereka baru-baru ini memiliki pengalaman buruk atau tidak menyenangkan di internet. Tetapi, sebagian besar anak-anak yang ikut serta mengatakan mereka tidak pernah mengalami atau menyaksikan perundungan dunia maya.

Temuan itu sendiri diambil dari survei terperinci 525 anak sekolah di Irlandia Utara.

Beberapa responden melaporkan bahwa mereka pernah disuruh untuk bunuh diri atau memotong pergelangan tangan mereka. Sementara yang lain mengatakan bahwa mereka diejek tentang penampilan mereka atau dilecehkan dengan mengirim gambar telanjang.

Satu sisi, lebih dari satu orang dari 10 responden (11%) mengaku bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan baik langsung maupun tidak langsung (online).

Lebih lanjut, secara umum penelitian itu menyebut bahwa komentar online yang jahat adalah jenis cyber-bullying yang paling sering dijumpai.

Beberapa anak melaporkan bahwa desas-desus tentang mereka pernah tersebar secara online, dikirimi pesan teks atau gambar yang memalukan, atau orang yang membuat profil palsu dengan menggunakan identitas mereka di media sosial.

Anak laki-laki tiga kali lebih mungkin untuk tidak memberi tahu siapapun bahwa mereka telah diintimidasi di dunia maya daripada perempuan. Namun, sebagian besar anak-anak, memang menginginkan guru, orang tua dan teman-teman mereka untuk memberikan dukungan ketika cyber-bullying terjadi.

Hampir semua anak-anak yang menjadi responden penelitian ini memiliki smartphone mereka sendiri, sementara mayoritas mengatakan mereka juga memiliki tablet dan game konsol. 

859