Mexico City, Gatra.com - Sebuah foto yang dibidik oleh jurnalis Julia Le Duc dan diterbitkan oleh surat kabar Meksiko La Jornada begitu dramatis sekaligus menyayat hati. Dalam foto tersebut nampak seorang pria dan putrinya yang masih balita terbaring telungkup di tepi sungai Rio Grande,Texas Selatan, perbatasan Amerika Serikat (AS) dan Meksiko. Kemeja hitam pria tersebut tersingkap hingga ke dada, tangan mungil sang anak yang berada di sampingnya terlihat merangkul pria tersebut, menunjukkan kedekatan mereka di saat-saat terakhir hidupnya.
Menurut laporan Le Duc, dilansir Associated Press hari ini (26/6) pria yang bernama Oscar Alberto Martinez Ramirez itu frustrasi karena keluarganya di El Salvador tidak dapat mendatangi Otoritas AS untuk meminta suaka. Ia kemudian nekat menyeberangi sungai pada hari Minggu (23/6) bersama putrinya, Valeria.
Martinez dan anaknya tiba di tepi sungai tersebut, namun tanpa disengaja sang anak menceburkan diri ke sungai. Pria itu kemudian berusaha meraih sang anak, tetapi arus menyapu mereka berdua. Kejadian ini menyoroti bahaya yang dihadapi oleh sebagian besar migran Amerika Tengah yang melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan, mereka berjuang mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan suaka di AS.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada hari Selasa lalu ikut menanggapi beredarnya foto dramatis tersebut. "Sangat disesalkan ini bisa terjadi. Kami selalu mengecam ini, karena ada lebih banyak penolakan di Amerika Serikat, ada orang-orang yang kehilangan nyawa mereka saat melintasi padang pasir atau menyeberang sungai," ujarnya.
Namun hingga kini belum ada komentar langsung dari Gedung Putih terkait kematian dua migran ayah dan anak ini. Para migran yang melarikan diri dari kemiskinan dan kejahatan di Guatemala, El Salvador dan Honduras terus berjuang melewati perbatasan Meksiko-AS dengan tujuan menjamah AS.
Di perbatasan, dari Gurun Sonoran yang panas hingga sungai Rio Grande yang deras menjadi jalur perjalanan para migran. Tahun lalu, sebanyak 283 migran menjadi korban tak selamat saat bermigrasi. Korban pun berjatuhan dalam beberapa minggu terakhir, dua balita dan seorang wanita ditemukan tewas Minggu lalu karena cuaca panas yang ekstrem dan dehidrasi. Di Honduras, tiga anak dan seorang dewasa meninggal setelah rakit mereka terbalik di sungai Rio Grande, dan seorang anak berusia 6 tahun ditemukan tewas di Arizona karena suhu melambung di atas 100 derajat Fahrenheit (38 celcius).