Home Teknologi Ditemukan Air Tawar di Bawah Laut Samudera Atlantik

Ditemukan Air Tawar di Bawah Laut Samudera Atlantik

Washington D.C, Gatra.com - Sebuah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mengalirkan air atau biasa disebut akuifer, yang mengandung air tawar raksasa terdeteksi mengalir di bawah air asin Samudra Atlantik, tak jauh dari pantai timur laut Amerika Serikat (AS).

Untuk sementara ukuran persis akuifer masih merupakan misteri, karena ada kemungkinan akuifer ini adalah yang terbesar dari jenisnya, meliputi daerah yang membentang dari setidaknya Massachusetts ke New Jersey Selatan, atau hampir sepanjang 350 kilometer. 

Akuifer ini mengandung 2.800 kilometer kubik air tawar, akuifer ini juga diperkirakan berumur sangat tua, setidaknya sudah ada dari zaman es.

Para ilmuwan mendapat petunjuk pertama bahwa ada akuifer di bawah laut pada tahun 1970-an, ketika sebuah perusahaan yang mengebor wilayah pantai untuk mencari minyak menabrak tampungan air tawar tersebut. Namun belum jelas apakah endapan air tawar ini adalah sebuah kantong yang terisolasi dan sejauh apa bentangannya.

"Kami tahu ada air tawar di tempat-tempat terpencil di laut, tetapi kami tidak pernah tahu seluas apa," ucap seorang ahli geofisika Observatori Bumi Lamont-Doherty, Chloe Gustafson, yang juga seorang kandidat doktor geologi kelautan.

Pendamping penelitinya, Kerry Key menyebutkan bahwa akuifer ini tampaknya tidak bermukim lama di bawah laut Atlantik, melainkan terdorong ke laut dari daratan yang disebabkan oleh adanya tekanan naik dan turun ombak lautan.

Dia menambahkan bahwa ujung akuifer yang paling banyak mengandung air tawar terletak dekat dengan pantai dan semakin jauh, airnya semakin asin, yang mengindikasikan bahwa akuifer ini perlahan bercampur dengan air laut. 

Key menyebutkan air tawar yang dekat dengan daratan, tingkat perbandingannya sekitar 1 bagian per seribu air laut, sama seperti keadaan air tawar di darat pada umumnya.

Sebaliknya, tingkat perbandingan garam di air tawar di daerah tepi luar akuifer adalah sekitar 15 bagian per seribu, yang masih lebih rendah dari tingkat air laut pada umumnya yaitu 35 bagian per seribu. Dengan kata lain, air dari akuifer di bagian ini harus di desalinasi sebelum orang dapat menggunakannya, tetapi ongkosnya masih lebih murah dibandingkan dengan desalinasi air laut.

"Kami mungkin tidak perlu melakukan itu, tetapi setidaknya jika kami dapat menunjukkan ada akuifer besar di wilayah lain, bisa memunculkan potensi sumber daya air baru," tambah Key.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Scientific Reports. Peneliti yang terlibat diantaranya Chloe Gustafson, Kerry Key, dan Rob L. Evans, dilansir nature.com.

1838

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR