Home Ekonomi BPS Rilis Ekspor Pertanian Naik, Kementan Fokuskan Program

BPS Rilis Ekspor Pertanian Naik, Kementan Fokuskan Program

Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian naik sebesar 25%, atau senilai US$0,32 miliar dibandingkan tahun 2018, alias year on year (yoy). Kenaikan ini menjadi salah satu variabel penting meningkatnya ekspor nasional pada Mei 2019 sebesar US$14,74 miliar, atau naik 12,42% secara bulanan (Month on Month). Alhasil, neraca perdagangan nasional pun surplus sebesar US$207,6 juta.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri di Jakarta, Selasa (25/6), menjelaskan, kenaikan tajam nilai ekspor Mei 2019 dan semester I tahun ini merupakan hasil dari fokus program Kementan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui ekspor dan investasi.

Menurutnya, untuk mendorong ekspor, Kementan salah satunya mengeluarkan kebijakan mempermudah perizinan eskpor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar 3 jam. "Padahal sebelumnya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 312 jam," ujarnya.

BPS menyampaikan rilis nilai ekspor tersebut pada Senin (24/6). Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan, kenaikan nilai ekspor pertanian, utamanya karena kenaikan nilai ekspor sarang burung, kopi, tanaman hutan, aromatik, dan rempah-rempah serta logam dasar mulia.

Berdasarkan data Bloomberg, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tanggal 24 Juni 2019, sektor pertanian juga menguat 1,95%. Padahal, IHSG secara umumnya bergerak ke zona merah atau melemah 0,25%, atau 15,92 poin ke level 6.299,51.

Terkait capaian ini, Ketua Komite II DPD RI, M Aji Mirza Wardana, menilai, kenaikan nilai ekspor pertanian dan kinerja positif pada Mei 2019 dan tahun ini membuktikan kebijakan dan program Kementan tidak hanya berhasil meningkatkan produksi, tetapi juga nyata meningkatkan nilai ekspor.Dengan demikian, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, berhasil banyak membangun perubahan yang membanggakan.

"Mulai sudah banyak yang swasembada komoditas pertanian. Ya sekarang ini kan telah banyak juga mampu untuk melakukan ekspor," ungkapnya.

Aji mengharapkan, capaian ekspor sektor pertanian ini terus meningkat dan komoditas yang diekspor juga terus bertambah untuk ke depannya. "Jadi semua komponen harus mendukung program pertanian era saat ini yang bagus," imbaunya.

Boga menambahkan, salah satu implementasi kebijakan tersebut, yakni menerapkan sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan turut mendukung pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif.

"Sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani, dan Atase Pertanian sebagai market intelegent," ujarnya.

Lebih lanjut Boga menyebutkan, capaian pembangunan sektor pertanian 2014-2018 meningkat drastis. Data BPS mencatat, PDB sektor pertanian naik Rp400-Rp500 triliun. Total akumulasi mencapai Rp1.370 triliun. Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB pertanian adalah peningkatan ekspor.

"Pada kurun waktu yang sama, peningkatan ekspor diperkirakan mencapai 9 sampai 10 juta ton. Jika pada 2013 ekspor hanya mencapai 33 juta ton, maka pada 2018 ekspor pertanian mencapai 42 juta ton. Ekspor kita meningkat itu atas kerja keras kita semua," ungkapnya dalam keterangan tertulis.

Kemudian, sambung Boga, pertumbuhan ekonomi pertanian baru-baru ini mencapai 3,7%. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 3,5%. Dari sisi inflasi pangan periode 2014-2017, angkanya turun signifikan sebesar 88,1%, dari 10,57% menjadi 1,26%.

"Capaian ini merupakan hasil kerja keras Kementan bersama semua pihak. Ke depan, program terobosan pertanian hingga saat ini tentu harus diteruskan agar peningkatan nilai ekspor semakin meningkat dan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan petani," kata Kuntoro Boga.

334