Riyadh, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, membahas Iran dan keamanan maritim dengan sekutu Teluk Arab selama perjalanannya ke kawasan tersebut pada Senin (24/6). Pembahasan tersebut setelah Presiden AS, Donald Trump, membatalkan serangan militer untuk membalas aksi penyerangan terhadap drone milik AS yang dilakukan oleh pihak Teheran.
Pompeo dikutip dari Reuters, Selasa (25/6), tiba di Uni Emirat Arab (UAE) setelah bertemu dengan Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Arab Saudi. Mereka membicarakan perlindungan untuk kapal-kapal di Teluk Arab.
"Kebebasan navigasi adalah yang terpenting," ucap Pompeo ketika berada di Jeddah.
Sedangkan saat di Abu Dhabi, Pompeo mengatakan bahwa AS membutuhkan keterlibatan pasukan militer sekutunya di Teluk Arab. Ia menyebutkan, AS secara implisit menginginkan UAE, Saudi, dan 20 negara lainnya di kawasan itu untuk membantu dalam proses percepatan mobilisasi pasukan militer.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan, AS saat ini sedang membangun koalisi dengan sekutunya di Arab untuk melindungi jalur pelayaran Teluk Arab dengan memiliki "mata pada semua aktivitas pelayaran" setelah tegangnya situasi baru-baru ini akibat adanya agresi dari Iran.
AS telah melindungi selat itu selama beberapa dekade dengan pasukan Armada Kelima yang berbasis di Bahrain. Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Senin bahwa negara-negara lain, termasuk Tiongkok dan Jepang, harus mulai melindungi kapal mereka sendiri di sana.
“Akan ada kapal militer dari negara asing, dari koalisi luas negara-negara yang berpartisipasi dalam ini. Saya tidak berpikir mereka mengawal. Saya pikir mereka akan mengamati dan memantau, "kata pejabat AS tersebut.
Untuk sekarang, belum jelas peran apa yang akan dimainkan Arab Saudi dan UEA dalam koalisi ini.