Home Ekonomi Petani di Muaro Jambi Keluhkan Serangan Hama Tikus dan Ulat Grayak

Petani di Muaro Jambi Keluhkan Serangan Hama Tikus dan Ulat Grayak

Muaro Jambi, Gatra.com - Petani padi di Kabupaten Muaro Jambi melaporkan serangan hama tikus kepada Dinas Pertanian dan Holtikultura Muaro Jambi. Para petani yang melapor itu berasal dari Kecamatan Sekernan dan Kecamatan Jaluko.

"Laporannya sudah kita terima," kata Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Muaro Jambi M. Havis saat ditanyai di gedung DPRD Muaro Jambi, Senin (24/6).

Berdasarkan laporan yang diterima Dinas Pertanian dan Holtikultura, lahan padi yang diserang hama tikus paling luas berada di Kecamatan Sekernan. Luas lahan padi yang diserang hama tikus di kecamatan ini seluas 15 hektar.

"Kalau di Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, tidak terlalu luas," ujar M. Havis.

Havis menyebut bahwa petugasnya sudah melakukan pemberantasan hama tikus dengan teknik ramah lingkungan. Pemberantasan dilakukan dengan cara memasang umpan beracun, pengemposan pada lubang tikus, dan pembersihan lahan.

"Kita sudah laksanakan di Desa Tunas Baru, Sekernan dan Sungai duren. Harapan kita pemberantasan hama tikus ini berhasil," katanya.

Pemberantasan hama tikus dipastikan dilakukan secara merata. Setiap laporan yang disampaikan petani akan ditindaklanjuti ke lapangan.

Havis menyebut penyebab tikus menyerang lahan padi warga karena pematang sawah yang dibangun terlalu besar. Petani juga kurang memperhatikan kebersihan pematang sehingga kondisinya penuh dengan rumput liar.

"Pematang sawahnya rimbun. Nah, ketika padi berumur 45 hari, tikus dengan mudah datang menyerangnya. Karena hewan pengerat paling senang dengan umur padi seperti itu," katanya.

Tidak hanya petani padi yang mengalami masalah, petani jagung di Kecamatan Kumpeh Ilir juga melaporkan adanya serangan hama ulat Grayak. Hama ulat Grayak ini menyerang tanaman jagung milik warga setempat.

M. Havis mengakui adanya laporan serangan ulat Grayak. Ia menyatakan kalau petugas hama penyakit dari instansinya sudah menuju lokasi tanaman jagung yang dilaporkan tersebut. Namun, petugas belum mengambil langkah-langkah antisipasi. Mereka masih melakukan pengecekan terlebih dahulu.

"Setelah memastikan adanya hama ulat grayak, barulah petugas melakukan antisipasi," ujarnya.

Langkah antisipasi nantinya bisa dilakukan dengan penyemprotan racun serangga. Namun, semua tergantung dari hasil pengecekan di lapangan.

"Petugas hama penyakit belum memberikan laporan, jadi belum tahu tindakan seperti apa yang akan dilakukan," katanya.

Serangan ulat Grayak di Kecamatan Kumpeh Ilir dikatakan Havis masih dalam skala kecil. Data laporan yang masuk menyebutkan bahwa sebagian besar tanaman jagung di kecamatan itu belum terserang ulat grayak.

502