Jakarta, Gatra.com - Dalam golongan barang HS 2 Digit, nilai impor nonmigas pada Mei 2019 mencapai US$12.442,2 juta, turun US$721,6 juta atau 5,48% dibandingkan April 2019. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan terbesar terdapat pada golongan mesin dan peralatan listrik sebesar US$158,5 juta atau 8,68%.
Diikuti oleh golongan besi dan baja US$109,5 juta (12,85%); mesin atau pesawat mekanik US$85,1 juta (3,84%); plastik dan barang dari plastik US$75,6 juta (9,58%); serta perhiasan dan permata US$56,1 juta (32,69%).
“Sementara golongan sayuran mengalami peningkatan terbesar, yaitu US$69,8 juta atau 269,50%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di kantor BPS, Senin (24/6).
Mengikuti kenaikan impor sayur, golongan barang dengan peningkatan terbesar berikutnya adalah bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$66,0 juta atau 284,48%; ampas atau sisa industri makanan US$58,4 juta atau 25,05%; kapal laut dan bangunan terapung US$31,5 juta (33,98%); serta golongan kayu dan barang dari kayu US$25,3 juta atau 50%.
Selama Januari-Mei 2019, nilai impor sepuluh golongan barang turun 4,90% atau US$1.527,4 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Dilihat dari peranannya, sepuluh golongan tersebut memberikan kontribusi 48,20 persen terhadap total impor nonmigas di Indonesia,” tuturnya.