Jakarta, Gatra.com - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) Heru Pambudi mengungkapkan, target bea masuk dan bea keluar sulit terealisasi. Target bea keluar Rp4,22 triliun namun baru tercapai Rp1,57 triliun.
"Melihat angkanya hingga Mei ini, tidak akan tercapai target pada akhir tahun ini," katanya kepada Gatra.com, di Komplek DPR/RI, Senin (24/06).
Sebab itu, hingga akhir tahun, dari sektor bea keluar DJBC berharap bisa mencapai Rp2 triliun lebih. Lebih lanjut, menurut Heru, sulit tercapainya target bea keluar karena perusahaan tambang raksasa PT Freeport mengalihkan penambangannya dari upper ke underground.
"Ini kan perlu waktu,perlu penyesuaian agar bisa jumlah ekspornya sama dengan upper. Newmont juga sama. Meskipun perunannya tidak sebesar PT Freeport," ia menjelaskan.
Meski begitu, Heru mengatakan, pemerintah agak sedikit kecolongan karena PT Freeport tidak lagi melakukan penambangan secara upper. Sehingga seluruhnya tidak ter-capture.
"Itulah kenapa kemudian kami menjadi missed dikit. Kemungkinan separu lebih dikit bea keluar yang akan tercapai," ujarnya.
Sementara itu, kata Heru, Bea Masuk (BM) sulit diandalkan. Apalagi, devisa impornya tahun ini sudah turun. Meski begitu, menurutnya, tercapainya target BM pada akhir tahun tergantung pada kinerja pada semester dua nanti.
"Tercapainya target bea masuk tergantung semestar 2. Kalo pick up full akan tercapai. Kalo tidak, kita turun. Sekarang saja sudah turun 3% dari tahun lalu," pungkasnya.