Kuala Lumpur, Gatra.com - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menegaskan kembali janjinya pada Sabtu (22/6), untuk menyerahkan tongkat estafet kepada Anwar Ibrahim,
"Sejauh yang saya ketahui, saya telah berjanji bahwa saya akan mundur dan Anwar akan menggantikan saya," katanya dalam sebuah wawancara dilansir oleh Channel News Asia di sela-sela KTT Asosiasi ke-34 Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Bangkok.
Batas waktu penyerahannya kepada Anwar Ibrahim, yang merupakan pakta yang disepakati dalam Pakatan Harapan (PH) selama pemilihan umum ke-14, telah menjadi titik pertengkaran ketika tenggat waktu dua tahun.
Partai Anwar, Parti Keadilan Rakyat (PKR), telah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ada kesepakatan pada 7 Januari 2018, baginya untuk mengambil alih sebagai perdana menteri berikutnya setelah jangka waktu dua tahun.
Dikutip juga dari wawancara CNBC, Dr. Mahathir ditanya apakah ia akan tetap bekerja untuk memastikan realisasi tujuan mengurangi utang Malaysia dari 80% produk domestik bruto menjadi 54%, yang menurutnya perlu tiga tahun. "Tidak, saya tidak akan melampaui tiga tahun," katanya menegaskan.
Namun, politisi veteran Rais Yatim, yang sekarang menjadi anggota dewan tertinggi di Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Dr. Mahathir, mengatakan kepada Star bahwa Dr. Mahathir tidak terburu-buru untuk berhenti.
Mantan menteri kabinet itu menanggap tidak ada kesepakatan dalam PH untuk Tuan Anwar mengambil alih kursi perdana menteri.
“Saya tidak melihat ada kesepakatan. Dalam politik, tidak ada kesepakatan kecuali hitam dan putih ... meskipun PH menyuarakan ini, ini bukan sesuatu yang konkret bahwa Anda akan menjadi perdana menteri setelah dua tahun, "katanya.