Jakarta, Gatra.com - Untuk memperingati Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2019, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan menggelar perayaan Harkopnas 2019 di Purwokerto, Jawa Tengah dengan berfokus kepada para kaum millenial.
Ketua Harkopnas 2019, Pahlevi Pangerang menjelaskan bahwa tujuan tersebut agar para millenial bisa mengenal lebih dalam mengenal koperasi.
"Sasaran kami untuk para generasi millenial. Karena koperasi kan biasanya diidentikkan dengan kaum-kaum tua. Jadi, pada momentum kali ini, kami mengajak para pemuda, selain untuk menjadi peserta acara, juga sebagai pengurus acara," ungkapnya saat acara konferensi press Harkopnas 2019, di kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (24/6).
Baca juga: Komisi VI DPR Setuju Naikkan Anggaran Kemenkop UKM di 2020
Tidak hanya itu, pelaksanaannya juga akan dibantu oleh kaum muda. Seperti contohnya saja mahasiswa-mahasiswa dari universitas-universitas di Purwokerto yang dijadikan sebagai pemandu tamu acara.
Adapun perayaan Harkopnas terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, seperti Gerak Jalan Sejuta Koperasi, yang telah dilaksanakan di beberapa kota sejak Maret lalu. Lalu Renungan Suci dan Ziarah ke makam tokoh-tokoh koperasi Indonesia dan perayaan puncak Harkopnas, yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Kemenkop Terus Tingkatkan Kualitas SDM Koperasi
"Acara ini berupa rangkaian, sudah mulai dari Maret kemarin, sampai Oktober. Puncaknya akan diadakan di Purwokerto, dengan agenda Jambore Koperasi, di Bumi Perkemahan Batu Raden. Siangnya, sekitar pukul 13.00, kita akan mulai Grebeg Koperasi," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Lembaga dan Badan-Badan Khusus, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
Pahlevi, menjelaskan alasan Kemenkop UKM memilih Purwokerto sebagai tempat puncak acara adalah karena kota ini memiliki kaitan sejarah yang cukup erat dengan koperasi. Disinilah tempat kelahiran koperasi pertama di Indonesia yang juga cikal bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI). Konsep ekonomi kerakyatan ini pertama kali diperkenalkan olehseorang patih bernama Raden Wiryaatmaja pada tahun 1896 silam.