Jeddah, Gatra.com - Daun basil (kemangi) adalah tanaman apotek hidup yang digunakan untuk bahan olahan berbagai masakan. Misalnya salad, pasta, ayam basil, masakan Italia, dan lainnya.
Meskipun basil manis, basil Thailand, basil Yunani, basil selada, dan cinnamon basil biasa digunakan pada masakan, namun hanya basil suci (holy basil) yang digunakan pada suplemen antara dengan takaran 100-400 mg.
Daun basil masuk dalam turunan mint dan secara tradisional digunakan untuk obat-obatan Tiongkok dan India. Peneliti menggunakan minyak basil untuk menguji efektivitasnya dalam meningkatkan kesehatan.
Basil juga kerap menjadi bumbu pengganti lada, mustar, bawang putih, paprika, peterseli, dan daun saga. Menurut situs Healthline, basil segar dapat ditambahkan ketika masakan hampir matang karena dapat merubah warna, aroma, dan rasa.
Basil kering dapat menjadi alternatif untuk basil segar, namun takaran konsumsinya sepertiga karena konsentrasi basil kering diketahui lebih tinggi. Daun ini kaya vitamin K, sehingga penggunaan dalam jumlah besar dapat menghambat pengenceran darah.
Peneliti Universitas Raja Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi menguji basil manis atau Ocimum basilicum (OB) pada tikus. Berdasarkan hasil penelitian, OB dapat mengurangi kadar kortison, meningkatkan pembentukan sel saraf, dan mengatur protein penyeimbang saraf otak seperti dilansir Medical Daily.
Menurut makalah yang diterbitkan di Journal of Alternate and Complementary Medicine, menghirup minyak basil dapat mengurangi stres. Studi tersebut melibatkan 13 wanita dan 1 pria selama 3 pekan.
Dua kelompok dibentuk, satu kelompok diberikan aromaterapi minyak basil dan lainnya diberikan air mawar sebagai pengisap plasebo. Mereka dipantau tiga kali sehari selama tiga minggu. Di akhir pemantauan terlihat tingkat kelelahan mental grup yang mendapat aromaterapi lebih rendah dari yang mendapat plasebo.
Seperti diketahui, basil mengandung senyawa eugenol yang berperan sebagai anti inflamasi pada sistem pencernaan. Senyawa ini juga menyeimbangkan tingkat keasaman (pH) dalam tubuh.
Penggunaan minyak basil dapat mengurangi gejala rematik, penyakit usus, penyakit jantung, flu, dan sakit kepala. Hal tersebut karena basil mengandung senyawa eugenol, sitronellol, dan linalul yang dapat mengurangi aktivitas enzim berbahaya.
Basil dapat menjadi alternatif untuk melawan bakteri yang kebal antibiotik. Tanaman ini juga diketahui mampu melawan bakteri di mulut, sehingga mencegah kerusakan gigi.
Antioksidan sangat penting untuk melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Basil mengandung dua antioksidan yaitu orientin dan viseninar. Keduanya adalah flavonoid larut air yang mencegah kerusakan sel (terutama DNA/Deoxyribonucleid acid) dan menghambat penuaan.