Istanbul, Gatra.com - Kandidat dari oposisi Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem Imamoglu, kembali menyatakan kemenangannya dalam pelaksanaan pemilihan ulang wali kota Istanbul. Sebelumnya, hasil awal memang menunjukkan bahwa ia ditetapkan sebagai wali kota terpilih.
Imamoglu unggul 54% suara dengan penghitungan yang hampir 100%. Sementara itu, kandidat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) meraih 45%. "Anda melindungi reputasi demokrasi di Turki," ujar Imamoglu kepada para pendukung.
Lawannya, yang merupakan mantan Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, menerima kekalahan setelah hasil penghitungan pemilihan umum pertama menunjukkan kalah dalam selisih angka.
"Menurut hasil sampai sekarang, pesaing saya Ekrem Imamoglu unggul suara. Saya ucapkan selamat kepadanya dan semoga sukses," kata Yildirim.
Dikutip dari Al Jazeera, kemenangan CHP dalam pemilihan umum wali Kota Istanbul mengakhiri kekuasaan selama 17 tahun oleh Partai AK di kota metropolitan tersebut.
Pemilihan wali Kota Istanbul pertama kali diadakan pada 31 Maret, ketika Imamoglu mendapatkan perolehan 48,8% suara. Sementara Yildirim dari Partai AK mendapatkan 48,55% suara.
Hasil perolehan tersebut menyatakan Imamoglu sebagai wali Kota Istanbul dengan selisih angka yang tipis sehingga membuat Partai AK mengajukan keberatan terhadap hasil pemilihan ini. Partai AK meminta pimpinan Dewan Pemilihan Umum (YSK) untuk membatalkan hasil dan menjadwalkan pemilihan ulang.
"Siapa pun yang kehilangan Istanbul, kehilangan Turki," ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Asisten Profesor Hubungan Internasional Universitas Bilkent, Berk Esen, mengatakan bahwa kekalahan tersebut menjadi pukulan besar bagi Erdogan secara pribadi.
"Itu tanda awal dari sebuah akhir bagi kepresidenan gaya Turki dan menjadi sulit bagi Partai AK untuk mempertahankan diri," katanya.
“Istanbul sangat penting, tetapi pada saat yang sama, Partai AK telah memenangkan lebih banyak kota daripada partai-partai lain yang digabungkan dalam pemilihan ini, ”kata Anggota senior Partai AK, Harun Armagan.
Dia melanjutkan, Partai AK sekarang akan mengambil waktu untuk mempelajari kegagalan dalam meraih suara pendukung sebelumnya di Istanbul. "Ini adalah demokrasi, kita harus mengharapkan aturan rakyat," ujarnya.
Setelah memberikan suaranya, kandidat Partai AK, Yildirim, berbicara kepada pendukung yang berkumpul dan mengutarakan tekanan yang dialami partainya. "Jika kita pernah melakukan kesalahan pada lawan atau saudara di Istanbul, saya ingin meminta maaf," katanya.
Untuk memastikan tidak ada kesalahan ilegal yang dibuat dalam pemilihan ulang wali Kota Istanbul, berbagai mekanisme independen telah dilaksanakan, untuk memantau proses pemilihan dan penghitungan suara. Misalnya, atas permintaan CHP, pengacara dari seluruh Turki mengajukan diri untuk melakukan pemantauan terhadap pemilihan wali Kota Istanbul. Seorang pengacara ditunjuk untuk setiap bilik suara, yang didirikan di hampir 2.000 tempat pemungutan suara di seluruh kota.
Esen mengatakan, ini merupakan perkembangan penting bagi politik Turki, karena proses penghitungan suara belum begitu akurat dan adil dalam pemilihan sebelumnya.
"Sangat penting bagi partai oposisi untuk mengorganisir dan memobilisasi pendukung. Tidak hanya untuk keluar dan memilih tetapi juga mengamati proses penghitungan untuk memastikan tidak ada suara yang akan dicuri," kata Esen.
"Pengacara dapat memastikan bahwa partai yang berkuasa tidak dapat membatalkan hasilnya hanya karena masalah teknis," katanya menambahkan.