Solok, Gatra.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menebarkan sebanyak 20.000 ekor benih ikan di Danau Singkarak. Penebaran tersebut mulai dilakukan pada Jumat lalu (21/6) sebagai bagian dari pelestarian ikan khas daerah setempat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri mengatakan restoking benih ikan tersebut dilakukan untuk meningkatkan populasi ikan paweh dan ikan asam yang populasinya hampir punah di Danau Singkarak.
"Sebelumnya ditebar ikan nila, ternyata Nila menjadi predator bagi ikan bilih," ujar Yosmeri ketika dikonfirmasi GATRA.com.
Dirinya menyebutkan bahwa UPTD KKP Provinsi Sumbar sudah bisa melakukan pemijahan ikan bilih, dan sudah dilakukan ujicoba sebanyak dua kali.
"Nantinya kita bisa menyebarkan bilih lebih banyak lagi guna mengantisipasi kepunahan ikan bilih yang saat ini populasinya mulai langka," sambungnya.
Selain itu, Yosmeri menegaskan bulan depan akan dilakukan penertiban alat tangkap bagan di Danau Singkarak. Hal itu didasarkan Pergub bahwa alat tangkap bagan dilarang penggunaannya di Danau Singkarak karena dapat memusnahkan ikan bilih.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di kesempatan terpisah mengatakan penertiban alat tangkap bagan bertujuan agar bilih yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar bisa kembali ditangkap nelayan tradisional untuk mata pencaharian.
"Harapan kami, semua nelayan bisa sejahtera, tidak hanya sebagian saja, tetapi semuanya. Ada 5.000 nelayan tradisional secara keseluruhan yang menggantungkan hidupnya di danau Singkarak. Kalau terus-terusan bagan dipasang akan memusnahkan ikan bilih dan perekonomian nelayan kecil," ungkapnya.
Ia mengatakan potensi ikan di danau Sumbar sangat besar sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara baik. Wagub berpesan pengelolaan ikan nanti tidak seperti di Danau Maninjau, keramba yang tersebar mencapai 21.000, sementara kapasitasnya hanya bisa menampung 6.000 keramba apung.
"Untuk itu kami meminta pengguna bagan untuk bisa menjaga danau Singkarak secara bersama-sama," ujar wagub.
Tidak hanya bagan dan keramba apung yang harus ditertibkan, lanjut Nasrul, tetapi juga rumah-rumah yang ada di pinggirannya. Karena danau selain berfungsi sebagai tempat mengumpulkan ikan juga berperan sebagai objek wisata.
"Danau Singkarak itu bisa dinikmati wisatawan dari pinggir jalan. Kami tidak akan menertibkan secara keras, semuanya ditertibkan secara perlahan-lahan," ungkapnya.