Bangkok, Gatra.com - Singapura menyambut baik deklarasi untuk memerangi sampah laut yang dilakukan ASEAN. Sebagai bentuk dukungaan tersebut, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Sabtu (22/6), mendesak kelompok regional untuk mengurangi limbah yang dihasilkan.
Pada KTT ASEAN ke - 34 di Bangkok, para pemimpin diharapkan menandatangani Deklarasi Bangkok untuk memerangi puing-puing laut, menegaskan kembali komitmen blok untuk melestarikan lingkungan laut dan memperkuat kerja sama regional dalam menangani masalah puing laut.
Dilansir oleh ChannelNewsAsia, empat pencemar plastik laut dunia berada di Asia Tenggara yakni Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand hanya membuntuti negara lainya yaitu China.
"Polusi laut berdampak tidak hanya pada kesehatan masyarakat dan pasokan makanan, tetapi juga industri dan pariwisata," kata Lee dalam pleno KTT tersebut.
“Di Singapura, puing-puing laut menyapu pantai kita secara teratur. Ada begitu banyak pantai yang indah di Asia Tenggara, dan mereka berisiko tercemar jika kita tidak mengendalikan masalahnya, ” ujarnya menambahkan.
Lee juga mengatakan bahwa terobosan teknologi bisa digunakan untuk mengatasi sampah dan limbah yang bermasalah.
"Dengan terobosan teknologi, kita bahkan dapat mengubah limbah menjadi sumber daya," katanya.
Di Singapura, hampir semua sampah yang tidak dapat didaur ulang dibakar sebelum abu dan beberapa limbah padat dikirim ke Pulau Semakau, sebuah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pulau yang berfungsi sebagai taman lingkungan dan kawasan konservasi.
"Tapi tempat pembuangan sampah mengambil banyak ruang dan Singapura tidak mampu menciptakan lebih banyak dan lebih banyak lagi," kata Lee.
"Jadi, kita harus bertujuan lebih tinggi, untuk menjadi negara tanpa limbah dengan mengurangi konsumsi bahan dan menggunakan kembali dan mendaur ulangnya untuk memberi mereka kesempatan hidup kedua."
Singapura juga menetapkan 2019 sebagai Tahun Menuju Zero Waste. Lee menyebut diskusi ASEAN tentang penanganan limbah laut “terutama tepat waktu”.
Sebelumnya, pada pertemuan ASEAN bulan Maret 2019, para pemimpin lingkungan membahas rancangan deklarasi, bertukar pandangan serta praktik dalam menangani sampah laut, dan mengakui “kebutuhan mendesak” untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah ini.
Pertemuan tersebut juga menghasilkan Kerangka Aksi ASEAN tentang Puing-Puing Laut yang mencakup empat bidang prioritas: dukungan dan perencanaan kebijakan; penelitian, inovasi dan pengembangan kapasitas; kesadaran publik, pendidikan dan penjangkauan; dan keterlibatan sektor swasta.