Home Gaya Hidup Fatahillah Ternyata Yahudi dan Hoaks Lain Sejarah Jakarta

Fatahillah Ternyata Yahudi dan Hoaks Lain Sejarah Jakarta

 

Jakarta, Gatra.com - Sejarawan Betawi Ridwan Saidi menegaskan bahwa sejarah ulang tahun DKI Jakarta yang diperingati setiap 22 Juni ialah hoaks yang dikarang oleh Soepomo ((Menteri Kehakiman era Republik Indonesia Serikat-red) agar Jakarta memiliki hari ulang tahun.

"Pembenarannya dibuat-buat oleh Mr Soepomo. Dia bukan historian, dia ahli hukum adat. Dia karang-karang aja pakai cara Jawa," ungkap Ridwan Saidi kepada Gatra.com saat ditemui di kawasan Pekojan, Jakarta, Sabtu (22/6).

Ridwan menegaskan bisa mempertanggungjawabkan ungkapannya bahwa sejarah HUT DKI ialah palsu. Ia mengaku memiliki dokumen berupa buku dan makalah terkait hal tersebut.

Baca Juga: Sambut HUT Jakarta, Anies: Tempat Kumpulnya Seluruh Segmen

"Saya baca, dia tebak-tebak bulan begini, bulan begitu segala macam, jadi 22 Juni aja. Padahal itu waktu kan orang pakai kalender Armenia, bukan Masehi, jatuhlah di tahun 1527," kata penulis buku Babad Tanah Betawi ini.

Selain itu menurutnya, sejarah tentang Fatahillah atau Patehilah yang mendirikan Jakarta merupakan kebohongan semata. Bagi Ridwan, Fatahillah bukan seorang pahlawan tapi seorang kriminal yang membantai rakyat Betawi.

"Seorang bernama Pate yang disebut Patehilah. Enggak keruan blingsatan. Jadi bukan 1527 seperti dongeng HUT Jakarta, tapi 1540 dia masuk Jakarta. Dia enggak menyerang Jakarta, dan di Jakarta enggak ada Portugis waktu itu," tutur Ridwan.

Baca Juga: Jelang HUT ke 492 Jakarta, Pakar Agraria Harap Kampung Tak Lagi Digusur

Ridwan menceritakan, Patihilah ketika itu karena kalah perang sebelumnya, mengamuk di Pasar Pisang yang terletak di Jalan Kunir, yang terletak di kawasang Pinangsia, Jakarta Barat, tak jauh dari area Kota Tua hari ini. "Bekas pasar yang dia bakar masih ada, enggak ada bangunan di sana. Itu orang Betawi dibakar dan dibunuh. Karena sebelumnya dia kecewa kalah, dia enggak berani mau nyerang mana, akhirnya blingsatan di Pasar Pisang," ungkapnya

Bahkan Ridwan menegaskan bahwa Patehilah bukanlah seorang pahlawan Islam melainkan seorang Yahudi Berber yang berasal dari Afrika Utara yang saat ini menjadi negara Aljazair.

"Jadi tidak benar Patihilah pahlawan Islam. Dia bukan pahlawan Islam, dia bukan muslim, dia Yahudi Berber. Sekarang kenapa dianggap jadi pendiri Kota Jakarta?" tukas Ridwan.

Baca Juga: Warga Jakarta Akan Padati Festival Jakarta Great Sale

Jika memang 22 Juni hendak diperingati sebagai HUT Jakarta, Ridwan mengusulkan versi sejarah yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Ia mengusulkan HUT DKI Jakarta bukan memperingati Fatahillah tetapi memperingati Piagam Jakarta yang ditetapkan pada 22 Juni 1945.

"HUT DKI itu seharusnya merayakan Piagam Jakarta. Itu jadi tanda kemenangan dan persatuan sebab waktu itu koalisi fraksi Mayumi dan fraksi PNI menyepakati Piagam Jakarta mengimbangi suasana panas di konstituante," pungkas Ridwan.

 

 

14904