Jakarta, Gatra.com - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mengukuhkan dua guru besar di bidang kesehatan. Pertama diberikan kepada Prof. Dr. dr. Suhendro, SpPD, KPTI di bidang ilmu penyakit dalam dan Prof. Dr. dr. Salim Harris, Sp.S(K),FICA, di bidang ilmu neurologi.
Acara pengukuhan digelar di Aula IMERI FKUI, Sabtu (22/6). dr. Suhendro turut menyampaikan pidato, “Memanfaatkan dan Mengembangkan Penelitian Infeksi, Inflamasi dan Nutrisi untuk Menghasilkan Produk Baru Berbasis Hak Cipta dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat” dalam pengukuhan itu. Pidato ini diangkat untuk mengingatkan kembali tentang tingginya prevalensi penyakit infeksi di Indonesia.
“Walaupun telah terjadi transisi epidemologi dari penyakit kematian tertinggi kardiovaskular, akan tetapi penyakit infeksi masih besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena kasusnya yang banyak dan penyebabnya juga fatal. Serta, banyaknya derajat penyakit infeksi ini ternyata derajat disebabkan pejamu (host),” terang dia.
Sementara itu, dr. Salim mengangkat pidato “Model Rekayasa IPTEKDOKKES: Penanganan Dini Cerebral Small Vessel Disease serta Aplikasinya pada Multiorgan dan Sistem Tubuh sebagai Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia”. Topik tersebut menjadi salah satu upayanya dalam mengembangkan sistem deteksi dini pada penderita gangguan pembuluh darah halus otak (CSVD).
“Deteksi dini adanya gangguan fungsi kognitif pada CSVD merupakan hal yang sangat penting. Sebab, deteksi dini akan risiko kelanutan gangguan pembuluh darah halus otak akan berdampak besar terhadap kehidupan dan harus dicegah,” ujar dr. Salim.
Dokter Salim mengembangkan pemeriksaan sederhana yakni trail making test A (TMT A). Terobosan dalam bidang neurologi tersebut dilakukannya bersama dengan bantuan dari tim neurovascular FKUI dan RSCM.