Atambua, Gatra.com - Dekranasda Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur ( NTT) bekerjasama dengan Desainer Indonesia Tutik Handayani dan Desainer Asal Belanda Lio De Bruin, menggelar Workshop Binding With Ikat bagi para pengrajin tenun yang ada di wilayah Kabupaten Belu berlangsung di Galeri Tenun Atambua, 20 Juni hingga 24 Juni.
Pemateri workshop ini adalah Lio De Bruin – Desainer asal Belanda ini memaparkan materinya yang berjudul “Binding With Ikat”. Berikutnya Desainer dari Indonesia Tutik Cholid dengan materinya “Ayo Bangkitkan Tenun Indonesia”.
“Workshop untuk para pengrajin tenun di Kabupaten Belu yang berlangsung selama 5 hari ini, tujuannya memberikan pemahaman tentang teknik merancang dan menenun kain yang bermutu,” kata Ketua Dekranasda Belu, Vivi Lay, Jumat (21/6).
Dia mengatakan, latar belakang Center For Cultural Development Netherlands (CCD-NL) melakukan kerjasama dengan Dekranasda Belu ini untuk merajut kembali sejarah, khususnya budaya tenun ikat.
“Zaman pemerintahan Belanda dulu, mereka juga banyak memotivasi para penenun kita dengan merancang sejumlah corak motif. Sekarang sudah zaman modern, milenial. Karena itu kami datangkan desainer top Indonesia dan Belanda untuk membenahi tenun Belu yang lebih baik sesuai perkembangan zaman,” jelas Vivi Lay.
Dia juga menyebutkan dalam project ini ada beberapa tahapan yang sudah di launching di Rooterdams dan Jakarta. Berikutnya November mendatang akan dilakukan lagi pameran di Belanda. Karena itu mereka datang untuk melihat, meriset semua tentang tenunan kain–kain Belu untuk persiapan pameran ini.
“Bulan November mendatang akan dilakukan di Belanda. Para penenun juga difasilitasi, juga akan ada fashion show ,” ujarnya.
Desainer Indonesia, Tutik Cholid menyebutkan tenun-tenun antik dan klasik yang dipamerkan nanti ada kaitannya dengan riset dan kerjasama CCD-NL dan Asia (Asosiasi Sutra Indonesia). Ini adalah peluang yang sangat bagus bagi Kabupaten Belu untuk memanfaatkan momen ini,” ujar Tutik Cholid.
Sementara Lio De Bruin, desainer asal Negara Belanda ini juga mengatakan kagum melihat kain–kain Belu yang sangat indah. “Saya kagum melihat kain tradisional Belu dipamerkan dalam workshop ini. Sangat bagus, indah dan mengandung makna budaya yang luar biasa. Ini peninggalan leluhur bernilai budaya yang mahal,” kata Lio De Bruin.
Kedatangannya ke Belu ini kata Lio De Bruin untuk melihat langsung cara membuat kain tenun. Sasarannya sepulang dari Kabupaten Belu akan mengeluarkan ide–ide baru yang digunakan untuk memperkenalkan produk tenun Belu ini.
“Saya bersama desainer Indonesia dan ibu Vivi Lay ikut memamerkan produk kain tenunan Belu pada pameran di Belanda bulan November 2019 mendatang,” katanya.