Home Milenial Organisasi Beladiri Katolik Diharapkan Ikut Jaga Pancasila

Organisasi Beladiri Katolik Diharapkan Ikut Jaga Pancasila

Kupang, Gatra.com - Organisasi beladiri Katolik Indonesia, Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) diharapkan dapat menjaga dan mewariskan nilai-nilai Pancasila. Apalagi dengan keadaan Indonesia dewasa ini yang rentan dengan paham radikalisme.

“Saya harapkan THS –THM jadi garda terdepan menjaga, mewariskan nilai–nilai Pancasila yang belakangan ini mulai diganggu segelintir kelompok," kata Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi. 

Hal ini diungkapkan Wagub saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Kaderisasi Nasional dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Organisasi THS-THM di Aula Paroki Santa Maria Asumpta Kupang, Jumat (21/6).

Dia mengatakan Pancasila harus dipertahankan karena survei salah satu media besar di Indonesia, ada banyak anak muda, sekitar kurang lebih 36 persen yang tidak percaya lagi dengan Pancasila.

“Karenanya, kita sangat membutuhkan generasi muda sebagai pejuang Kristus yang militan. Sebagai murid Kristus, misi kita jelas yakni menebarkan cinta dan kasih ke seluruh Indonesia," kata Josef.

Menurut Wagub Nae Soi, embrio Pancasila berasal dari Timur Indonesia yakni di Ende. Inspirasi Soekarno tentang Pancasila lahir dari diskusi dengan berbagai kalangan termasuk dengan para misionaris Katolik. Di perpustakaan Universitas Leiden Belanda, ada tulisan tangan Soekarno.

"Bung Karno mengatakan, setiap hari kamis saat menunggu dua orang misionaris, Pastor yang sedang salve, ia turun dan duduk di bawah pohon sukun. Saat itu, seolah-olah dewa-dewi turun ke atasnya dan memberikan bisikan: hai bung Karno, di balik pulau Ende, di samudera yang luas, Anda akan dirikan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, ras dan agama tetapi harus bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa,dengan kebangsaan, demokrasi dan keadilan," jelas Josef yang pernah mengenyam pendidikan singkat tentang Hukum di Leiden.

Lebih lanjut mantan penasehat Menteri Hukum dan HAM itu mengatakan,THS-THM yang adalah salah satu organisasi anak muda berpedomankan pada ajaran Kristus, tidak boleh terarah pada olah fisik semata. Tetapi juga harus punya kepribadian yang tangguh. Teguh dalam iman, kuat dalam perjuangan atau pencobaan atau dalam bahasa Latinnya Servabo fidem, salus in arduis.

"Kaderisasi ditujukan pada orang yang tangguh. Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa saya adalah murid Kristus sekaligus saya adalah orang Indonesia. Dalam darah saya, ada darah Kristus, ada darah katolik dan teristimewa darah Indonesia,” ujar Josef.

Sementara itu, Martinus Teha selaku Wakil Ketua THS-THM Keuskupan Agung Kupang sekaligus Ketua Panitia dalam laporannya mengatakan, THS-THM merupakan organisasi beladiri yang asli, lahir dari bumi Indonesia. Sebagai salah satu bentuk kerasulan awam dengan jiwa misioner, organisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader muda katolik Indonesia yang militan, berintegritas dan bermoral.

"Tujuan kegiatan ini adalah bagian dari proses pengenalan jati diri sebagai seorang katolik yang militan. Bentuk kegiatan dalam kaderisasi adalah pembinaaan mental dan spiritual, pembinaan fisik dan pencak silat. Juga dirangkai dengan pembinaan organisasi," jelas Martinus.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh utusan Distrik dari seluruh Indonesia dan Timor Leste. Dengan jumlah peserta 80 orang. Kegiatan akan dilaksanaksn dari tanggal 21 sampai dengan 27 Juni 2019 di Seminari Santu Rafael, Oepoi Kupang.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut Romo Martinus Hadiwijoyo atau yang biasa disapa Romo Hadi selaku pendiri THS-THM, Koordinator Nasional THS-THM, Maria Selastiningsih, para pembina, pastor moderator, para ketua distrik serta anggota THS-THM, insan pers dan undangan lainnya.

3087