Purbalingga, Gatra.com – Program Rantang Berkah, yakni program bantuan makanan siap saji untuk lansia sebatang kara, memasuki hari ke-114, Sabtu (22/6) ini. Sejak Maret 2019 lalu, Pemkab Purbalingga mengirimkan makanan bergizi langsung ke rumah ratusan warga yang lanjut usia di Purbalingga, Jawa Tengah.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mengalokasikan Rp2,2 miliar anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD)-nya untuk program Rantang Berkah pada 2019 ini. Selama satu tahun anggaran atau 289 hari, Pemkab menjamin pangan para lansia.
Namun dana itu baru bisa menjangkau 305 lansia di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Kutasari, Bojongsari, Mrebet, Rembang, Kaligondang, Kemangkon dan Bukateja. Padahal, ada banyak lansia di 11 kecamatan lain. Karena itu, ia mengajak para filantropis baik perorangan maupun kelembagaan seperti LazisMu, Lazis-Nu, Baznas atau PMI untuk berkontribusi dalam program ini.
“Pengentasan kemiskinan harus dilakukan gropyokan (berame-rame) sehingga kemiskinan bisa cepat diatasi,” katanya, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Gatra.com Sabtu (22/6).
Tiwi menyatakan, jika memungkinkan dari sisi anggaran, program Rantang Berkah akan merambah semua kecamatan di Purbalingga yang berjumlah 18 Kecamatan. Dengan perluasan jangakuan itu, jumlah warga lansia penerima manfaat bakal bertambah. Ia memperkirakan, jumlahnya menjadi 497 orang.
Menurutnya, pengentasan kemiskinan memang harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Keterlibatan para filantropis akan membuat beban Pemkab turun dan menjangkau lebih banyak warga miskin.
“Ya kalau nanti memungkinkan, kita tambah sasarannya dari 305 jadi 497 yang tersebar di 18 kecamatan. Kami masih pilah-pilah berdasarkan skala prioritas seperti wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan paling tinggi,” ucap dia.
Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Purbalingga, Sediyono, mengatakan, menu makanan program Rantang Berkah disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan para lansia. Sebab itu, menu yang disediakan antara penerima manfaat satu dengan yang lain dalam satu hari yang sama bisa saja berbeda.
"Tiap lansia menunya berbeda. Bahkan lansia satu dan lainnya dalam satu kecamatan menunya bisa berbeda. Itu karena sesuai permintaan dan kebutuhan para lansia," kata Sediyono.
Sediyono mencontohkan, lansia A mendapat menu daging sapi dan lansia B mendapat menu daging ayam walaupun masih dalam satu Kecamatan yang penyedianya sama. Meski menu berbeda, namun, ia menjamin kebutuhan nutrisinya tercukupi.
“Ibu Bupati menginstruksikan untuk menanyakan kebutuhan makan para lansia itu apa. Jadi kita tidak bisa menentukan menu yang akan dikirim. Semua harus disesuaikan dengan kebutuhan, yang tentu saja gizinya harus seimbang,” katanya.