Sleman, Gatra.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi menyiapkan anggaran Rp120 miliar per tahun untuk pengembangan dan inovasi mobil listrik di enam perguruan tinggi.
Baterai mobil listrik menjadi masalah dominan dan diharapkan selesai pada 2022 untuk mendukung program mobil listrik nasional atau Molina.
Hal ini disampaikan Menteri Ristek dan Dikti Muhammad Nasir saat menghadiri peluncuran mobil listrik Garuda dalam peringatan Dies Natalis ke-55 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di kampus tersebut di Sleman, Jumat (21/6) malam.
“Untuk mendukung riset dan inovasi mobil listrik dalam program Molina, yang ditargetkan produksi massal di 2025, kami menyiapkan Rp120 miliar per tahun mulai tahun ini,” ujarnya.
Baca Juga: UNS Siapkan Produksi Baterai Lithium Tanpa Bahan Impor
Dalam pengembangan Molina, Kementerian menggandeng UI, ITB, UGM, UNS, ITB, dan Udayana. tahun ini UNY menargetkan bisa bergabung dalam konsorsium riset dan pengembangan Molina.
Sebagai masa depan industri otomotif dunia, pengembangan mobil listrik di Indonesia masih menghadapi masalah. Antara lain ketersediaan baterai yang menyerap 30-35 persen biaya pembuatan. Masalah lain adalah ketahanan motor listrik dan pembaruan sistem kontrol.
“Soal baterai, pemerintah saat ini membangun dua pabrik di Morowali di Sulawesi Tengah dan Halmahera di Maluku Utara yang ditergetkan berproduksi 2022,” lanjutnya.
Pembangunan dua pabrik ini sebagai kelanjutan proses riset dan pengembangan baterai oleh UNS. Pabrik di Morowali memproduksi baterai berbahan baku plat nilek dan pabrik di Halmahera memproduksi baterai dari lithium.
Selain itu, guna mempercepat produksi mobil listrik, terbit Peraturan Presiden (Perpres) kebijakan pengurangan pajak berlipat bagi perusahaan yang mengembangkan dan memproduksi mobil listrik.
“Program Molina membutuhkan keterlibatan pemerintah, produsen baik perusahaan BUMN maupun swasta, dan perguruan tinggi. Hubungan triheliks penting dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: Hanya Seperlima Sarjana Pendidikan Terserap Dunia Kerja
Nasir berharap perguruan tinggi terus berinovasi dan mengembangkan mobil listrik yang berorientasi komersial. Hal ini agar mobil listrik memiliki nilai jual sehingga harganya lebih murah pada masa mendatang.
Rektor UNY Sutrisna Wibawa menerangkan mobil listrik Garuda Formula 18 adalah pengembangan terbaru riset UNY. Berbagai rekor Asia Pasifik dan Asia Tenggara telah dipecahkan oleh mobil ini.
“Salah satunya adalah rekor Asia yang diraih tahun lalu dalam bidang ketahanan baterai yang mampu melalui jarak 283 kilometer. Tahun ini Garuda juga berhasil meraih juara dua di kompetisi Shell Eco Competition di tingkat Asia-Pasifik,” katanya.